Mohon tunggu...
Ai Tigapuluh
Ai Tigapuluh Mohon Tunggu... wiraswasta -

nonaktif

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seperti Kesepian

9 Desember 2014   16:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:42 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesepian seperti hujan kecil yang ingin memeluk tubuhmu sepanjang malam malam di musim kemarau;

Kesepian seperti kotak musik yang dengan bunyi sumbang menyanyikan sebuah lagu yang tak kau sukai;

Kesepian seperti kursi taman yang berkarat oleh cuaca dan berkerut setiap kau duduk dan memanggil namamu sendiri;

Kesepian seperti pohon pohon yang tumbuh dan berbuah di dalam laci dimana kau simpan beberapa catatan harian;

Kesepian seperti koleksi palto yang kau bawa jauh dari Moskva hanya untuk digantung pada dinding kamar;

Kesepian seperti detak jam dinding yang tak pernah berhasil mengikuti degup jantungmu setiap kali seseorang menyebut sebuah nama;

Kesepian seperti meja belajar yang tak pernah kau gunakan sebab terlalu enggan belajar melupakan;

Kita seperti kesepian yang menjalar dari dalam kepala: terlalu sulit melupakan ingatan dan mengingat kenangan.

***

(Sungai Buluh, 24 April 2014)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun