Mohon tunggu...
Ahyar Stone
Ahyar Stone Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Setiap perjalanan adalah pelajaran, karena itulah, perjalanan paling buruk sekalipun, tetap membawa pelajaran yang baik (Ahyar Stone)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Lelaki di Tengah Hujan: Novel Sejarah Melawan Arus yang Pantas Difilmkan

22 Maret 2019   10:59 Diperbarui: 22 Maret 2019   12:07 8524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjuangan segelintir aktivis mahasiswa pra reformasi, memang tak banyak diketahui publik  karena memang minim informasi tentang mereka. Bahkan mayoritas "aktivis 98" malah tak tahu jika perjuangan mereka melawan Suharto yang diujung tanduk, akan tampak "biasa saja" bila dibandingkan dengan militansi, kecerdasan dan kecerdikan aktivis mahasiswa pra reformasi melawan Suharto.


 ***

BUJANG PAREWA, demikian nama tokoh utama novel yang berangkat dari kisah nyata aktivis mahasiswa pra reformasi yang berani melawan Suharto. Bujang Parewa adalah mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Walau pun almamaternya kerap dijuluki kampus Orde Baru, Bujang Parewa justru revolusioner, dan ini bertentangan dengan garis Orde Baru yang mengharuskan semuanya terkendali di genggaman Suharto.

Kendati revolusioner, mahasiswa kelahiran Magelang itu tak gegabah. Ia paham, untuk melawan Suharto yang didukung terutama oleh ABRI dan Golkar, akan kurang maksimal jika cuma mengandalkan kekuatan dirinya bersama segelintir aktifis mahasiswa di Solo dan Yogyakarta. Harus mengajak mahasiswa lain, buruh, rakyat, dan pihak-pihak yang sejalan.

Mengajak mereka melawan Suharto bukan pekerjaan mudah. Butuh pendekatan yang tidak sebentar. Kekuasaan Suharto begitu kuat mencengkeram bumi pertiwi. Semua orang tahu, melawan pencipta Orde Baru itu taruhannya nyawa, atau dijebloskan ke penjara dengan tuduhan makar. Resiko paling ringan digebuki polisi dan tentara.

Dihadapkan pada resiko yang mengerikan, justru mendorong Bujang Parewa dan teman-temannya sesama aktifis mahasiswa kian cerdas, cerdik, dan tambah militan. Targetnya pun tak main-main :  menumbangkan Suharto.

Bentuk perjuangan mereka juga tambah berwarna. Walau pun aksi mahasiswa tetap menjadi gerakan andalan mereka, pada saat yang sama mereka memaksimalkan pula peran pers mahasiswa sebagai kawah pengkaderan dan media informasi untuk menghadapi Suharto melalui tulisan.

Selanjutnya membentuk kelompok diskusi mahasiswa antar kampus untuk membangun kepedulian terhadap rakyat korban Orde Baru. Mengorganisir rakyat yang tanahnya digusur. Serta bergaul akrab dengan buruh pabrik guna menyadarkan mereka tentang hak-hak buruh yang dirampas pemilik modal yang dilindungi pejabat negara.

Gerakan senyap Bujang Parewa dan teman-temannya membuahkan hasil. Sejumlah mahasiswa dan rakyat dari sekian latar belakang mulai sadar bahwa, penindasan dan kemiskinan yang membelenggu mereka merupakan efek langsung dari kebijakan dan gaya kepemimpinan Suharto yang tidak demokratis, kejam, dan hanya menguntungkan para pengikut Suharto. Kesadaran itu menumbuhkan keberanian melawan Suharto. Ada yang mereflesikan keberaniannya dengan demostrasi, melalui pertunjukan teater dan masih banyak lagi.

Suharto tahu mahasiswa dan rakyat mulai bergejolak. Untuk meresponnya, Suharto bukan mengeluarkan kebijakan guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memperbaiki demokrasi. Suharto justru melakukan segala tindakan untuk meredam aksi-aksi rakyat dan mahasiswa. Suharto tak peduli walau pun tindakannya melanggar HAM.

Keberingasan Suharto memunculkan sudut pandang baru di benak Bujang Parewa dan teman-teman seperjuangannya. Untuk menghadapi Suharto, tak cukup dengan aksi-aksi di daerah. Mereka harus membangun gerakan tersentral bersifat nasional yang didukung petani, buruh, nelayan, rakyat miskin, seniman, dan elemen mahasiswa di berbagai kota di tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun