Membuat rencana anggaran biaya sarana dan prasarana berdasarkan diskusi dengan komite, yayasan, dan sekolah tentang setiap masalah. Tentunya Setiap semester, produk diperiksa untuk menentukan mana yang masih dapat digunakan dan mana yang tidak. persediaan yang habis atau tidak bisa digunakan bisa dibeli. Demikian pula, infrastruktur pasti akan dibangun kembali jika mengalami kerusakan (Friska, 2019).
Urgensi kegiatan perlu diperhitungkan saat mengalokasikan dana. Ini ada hubungannya dengan masalah sumber daya seperti waktu dan uang yang perlu dialokasikan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis terhadap sumber pendanaan dan potensi keuntungan finansial lembaga untuk setiap kegiatan yang direncanakan. Rencana Kerja Anggaran Sekolah dan Madrasah (RKAS/RKAM) dihasilkan dari sumber pendanaan untuk kegiatan pendidikan dalam praktek (Ratna, 2019).
Sistem pengelolaan keuangan yang sesuai diperlukan karena sumber keuangan merupakan faktor kunci dalam seberapa baik sebuah lembaga pendidikan beroperasi dalam penyelenggaraan pendidikan (Suhartini, 2017). Pembuatan anggaran sebagai tahap pertama dalam kegiatan pengelolaan keuangan merupakan proses perencanaan sekaligus alat perencanaan dasar (Nanang Fattah, 2016). Anggaran adalah alat perencanaan dan pengelolaan yang biasanya dibuat oleh organisasi setiap tahun, termasuk keterlibatan dari pihak terafiliasi. Ini adalah perincian biaya yang komprehensif dari pendapatan dan pengeluaran sekolah.
Untuk menghitung biaya satuan setiap kegiatan dan bantuan dalam membimbing lembaga pendidikan dalam pelaksanaan kegiatannya, maka anggaran disusun dengan memberikan rangkuman dari seluruh kegiatan yang telah direncanakan oleh sekolah.
Menurut Masditou (2017), perencanaan dipandang sebagai urutan tindakan yang mencakup identifikasi tujuan yang diprioritaskan dan mengoperasionalkannya agar dapat dipantau, melakukan analisis alternatif untuk mencapai tujuan dengan analisis efektivitas biaya, dan menawarkan saran alternatif untuk mencapai tujuan. Perencanaan sumber pendanaan Proses pembuatan anggaran meliputi perencanaan kegiatan pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan di lembaga pendidikan. Saat membuat anggaran pendidikan, pertimbangan diberikan pada sumber daya keuangan yang dapat diakses pemerintah (pusat dan kota), orang tua siswa, dan masyarakat semua memiliki peran dalam pendidikan (Siti Sanisah, 2015).
Gagasan penyelenggaraan pendidikan sekolah secara menyeluruh disebut sebagai perencanaan keuangan sekolah. (1) Metode layanan pendidikan Salah satu jasa yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan adalah jasa yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. (2) Layanan pendukung pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dan ekstrakurikuler secara teori, praktik, dan evaluasi hasil belajar.
(6) Perjalanan dinas kepala madrasah dan guru; (7) pemberdayaan komite madrasah; (8) Pemeliharaan dan penggunaan buku pelajaran, alat pendidikan, alat pembelajaran, laboratorium, perpustakaan, dan alat praktikum; dan (4) Pembelian dan Pemeliharaan Sarana Penunjang, seperti Sarana Administrasi, Gedung Sekolah, Ruang Kelas, Sarana Sekolah, dan Lingkungan; (5) Penyediaan Personil dan Layanan; (6) Perjalanan Dinas Kepala Madrasah dan Guru; (7) Pemberdayaan Komite Madrasah, Persyaratan layanan pendidikan yang dapat dikonsumsi seperti surat kabar, (8) Kompetisi yang dipimpin siswa atau instruktur; (9) honorarium tenaga pendidik; (10) asuransi kesehatan; (11) transportasi
Pemanfaatan Anggaran Sekolah
Penyerapan anggaran di SDN Kejaban menunjukkan kemampuan lembaga untuk jalankan setiap tugas dan simpan catatan untuk itu, yang berarti menghabiskan seluruh anggaran. Penyerapan Anggaran di SD Kejaban, per Ratna (2019) Ratna (2019) melaporkan bahwa penyerapan anggaran di SDN Kejaban berjalan lancar, hal ini menunjukkan bahwa perencanaan yang diputuskan melalui RAPBS yang diberlakukan di sekolah sesuai dengan SOP. Dengan kata lain, pimpinan harus mengesahkan anggaran apapun sebelum bisa dikelua rkan, harus terhubung jika berkaitan dengan sarana dan prasarana, dengan penanggung jawab sarana dan prasarana.
Penyerapan anggaran di SD Kejaban dilakukan secara jujur, dan laporan dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan temuan observasi yang dilakukan peneliti disana. Adanya rencana Anggaran unit, sikap prinsipal, adanya bukti, adanya laporan keuangan setelah perolehan sarana dan prasarana tersebut, dan anggaran unit yang akan memperoleh sarana dan prasarana yang diperlukan untuk memenuhi tuntutannya, semuanya merupakan bukti.
Friska, S. (2019), dalam ceritanya berpendapat pengelolaan keuangan di organisasi kami harus mengikuti prinsip tanggung jawab keuangan dan keterbukaan, yang mendukung transparansi keuangan di SD Kejaban. Kami selalu menetapkan standar untuk perusahaan kami. Bahkan pedoman dan tata cara penyampaian, pembayaran, dan penyusunan Para kru telah membuat laporan keuangan beberapa tahun sebelumnya. Penyerapan anggaran, menurut Fajar dan Arfan (2017), adalah kemampuan satker (satker) untuk menggunakan anggaran yang telah ditentukan untuk memberikan hasil yang diinginkan sesuai jadwal. Uang yang dialokasikan harus berdasarkan kebutuhan sesuai dengan perencanaan penyerapan anggaran yang efektif dan efisien (Rahmadani & Anisa, 2017). Setiap pengeluaran harus didokumentasikan, dan bendahara bertugas melakukan pembukuan sesuai dengan jumlah waktu yang digunakan dengan menggunakan uang anggaran.
Karena tidak semua uang yang diberikan kepada lembaga pendidikan dapat digunakan oleh sekolah, kegagalan untuk fokus pada penyerapan anggaran akan menyebabkan pengurangan pendapatan belanja. Hal ini menunjukkan bahwa dana yang tersedia disalahgunakan sehingga menganggur (idle money) (Ruhmaini, 2019). Jika dana dialokasikan dengan bijak, sedikitnya sumber keu angan yang dimiliki sekolah dapat digunakan secara maksimal untuk mendukung kegiatan strategis.