Mohon tunggu...
Ahmed Tsar Blenzinky
Ahmed Tsar Blenzinky Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger | Content Creator | Sagitarius

Co-Founder BRid (Blogger Reporter Indonesia) | Sekarang Lebih Aktif di https://ahmedtsar.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

GERAKAN NASIONAL CINTA MUSEUM: Peluang Dan Tantangan

24 Maret 2013   04:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:19 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tercatat ada 16 museum yang berada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). 16 museum itu adalah: Museum Indonesia, Museum Purna Bhakti Pertiwi, Museum Keprajuritan Indonesia, Museum Perangko Indonesia, Museum Pusaka, Museum Transportasi, Museum Listrik dan Energi Baru, Museum Telekomunikasi, Museum Penerangan, Museum Olahraga, Museum Asmat, Museum Komodo dan Taman Reptil, Museum Serangga dan Taman Kupu-Kupu, Museum Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Museum Minyak dan Gas Bumi, dan Museum Timor Timur.

Dari ke-16 museum itu, bisa saja arti TMII diplesetkan menjadi Taman Mini Indonesia Indah. Alasannya, 16 museum itu menghimpun sejarah perjalanan Indonesia. Belum lagi berbagai anjungan daerah yang ada di TMII, itu juga dapat disebut museum karena berisi koleksi budaya penanda adanya suuku-suku di Indonesia.

Jadi Taman Museum Indonesia Indah bukan berarti negatif yang merujuk pada kekunoan, melainkan memang faktanya TMII adalah kawasan segala museum yang berisi segala koleksi sejarah dan budaya Indonesia.

Nah ketika fakta itu ada maka pertanyaannya adalah: Bagaimana membuat TMII sebagai objek wisata sejarah dan budaya yang tak hanya dikunjungi sekali? TMII sendiri punya beberapa program agar tidak sepi pengunjung. Semisal di tahun 2013 ini, TMII menamakan program itu dengan "TMII MAJU" dengan rincian program: Terbangunnya Teater 5000 seat, memiliki gedung parkir yang memadai, memiliki kendaraan Wira-Wiri yang mencukupi, petugas Front Liner Handal, memiliki Terminal Mobil Wira-Wiri, target pengunjung 5,5 juta orang, dan Pergelaran bertaraf ASIA.

Dari keenam rincian program tersebut, terlihat tidak ada program yang langsung menuju revitalisasi (penyegaran) tempat-tempat museum. Enam rincian program itu hanya mengarah pada perbaikan kuantitas TMII secara keseluruhan. Lalu dari pertanyaan, Bagaimana membuat TMII sebagai objek wisata sejarah dan budaya yang tak hanya dikunjungi sekali? Jawabannya tidak ada dalam keenam rincian program di atas.

Sebenarnya TMII sendiri sudah mempunyai kegiatan yang mampu menyedot pengunjung untuk terus datang. Yakni pertunjukan seni budaya seperti pergelaran wayang dan lain-lain. Akan tetapi para pengunjung yang datang ke pertunjukkan seni budaya itu baru efektif ke pengunjung khusu, yaitu yang menyukai pagelaran seni budaya. Itu satu. Kedua, pertunjukan seni budaya itu hanya menyentuh sisi luar revitalisasi beberapa museum di TMII.

Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM)

Di sinilah TMII diperlukan kerjasama dengan pihak-pihak lain agar berbagai obyek museumnya tak sepi pengunjung. Pihak pertama yang diajak kerjasama misal dengan Direktorat Museum Kementrian Kebudayaan Dan Pariwisata. Direktorat Museum sendiri mempunyai program yang bernama Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM).

GNMC sendiri mencerminkan gerakan agar masyarakat lebih mengapresiasi berbagai fungsi museum sebagai nilai kesejarahan dan budaya bangsa. Lebih jauh tentang apresiasi itu bisa dilihat dari beberapa strategi program GNMC. Yakni:

  • Meningkatkan inovasi sistem peragaan koleksi museum yang ditata secara modern tanpa mengabaikan peran pendidikannya, misalnya melalui sentuhan teknologi.

  • Mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi untuk mengelola data dan informasi koleksi, kegiatan museum, mempromosikan atau sosialisasi museum sebagai tempat yang atraktif.

  • Mengoptimalkan kreativitas program-program, aktivitas dan promosi kegiatan museum yang menarik, menggugah imajinasi pengunjung.

  • Memperkuat data dan informasi terkait dengan koleksi, aktivitas dan promosi kegiatan museum yang dapat diakses dengan mudah.

  • Memperkuat jaringan kerja museum sebagai lembaga non profit

Dari lima strategi program GNCM tersebut, terlihat tidak ada sikronisasi dengan program "TMII MAJU."  Lebih jauh ada kesenjangan antara apa yang dijalankan oleh TMII dengan apa yang dijalankan oleh Direktorat Museum Kementrian Kebudayaan Dan Pariwisata. Padahal apa yang dijalankan TMII, setidaknya juga harus merevitalisasi beberbagai museumnya.

Peluang

Di sinilah peluang bagi pihak-pihak lain (di luar pihak TMII dan Direktorat Museum) untuk diajak kerjasama dalam rangka menyukseskan Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM). Pihak-pihak lain tersebut misal pelaku dunia usaha, masyarakat pecinta museum, dan jangan lupa pula pihak yang mampu berperan mempromosikan secara efektif bahwa ada ada program GNCM.

Di ajak kerjasama di sini berati mengisi kesenjangan atau menjembatani apa yang dijalankan Direktorat Museum agar berjalan efektif di berbagai museum TMII. Dengan kalimat lain, "kata kunci" untuk mengajak kerjasama pihak-pihak ketiga adalah bagaimana berbagai pihak ketiga itu mempromosikan program GNCM secara efektif.

Sekarang siapa saja pihak ketiga itu yang mau diajak kerjasama secara efektif demi menyukseskan program GNCM? Dari pihak dunia usaha dapat diajak pihak provider internet. Ya era saat ini adalah era teknologi komunikasi terintegrasi maka dari itu sangat penting mengajak pihak provider internet. Lalu ketika sudah diakak kerjasama, apa fungsi kerjasama itu? Jelas kerjasama itu berfungsi untuk memfasiltasi Gerakan Nasional Cinta Museum, terutama dalam menyebarkan kampanye cinta museum di media-media sosial internet.

Bayangkan dengan luas lahan TMII yang lebih kurang 150 hektar bila jadi kerjasama dengan pihak provider internet, akan menjadi taman cyber (cyber park). Nah kalau jadi maka akan sangat mungkin para pengunjung akan mengabarkan aktivitas apa saja yang telah dilakuan di museum-museum TMII. Inilah keuntungannya bila TMII menjadi taman terbesar Superwifi Indosat.

Tidak hanya itu saja keuntungannya, bila TMII dipayungi dengan WI-FI maka akan ada banyak kegiatan-kegiatan resmi yang diselenggarakan TMII, tersiar ke media-media sosial internet. Kegiatan seperti apa? Tentunya yang berkaitan dengan kampanye seperti aktivitas kebudayaan, kesenian, sejarah, maupun ilmu pengetahuan, serta mempromosikan museum.

Nah sekarang tinggal menggemas dalam bentuk kegiatan apa saja agar kampanye program GNCM sukses? Bisa melalui bentuk pelatihan di permuseuman (termasuk juga di sini Pameran, Workshop, Lomba, Festival, Seminar, dan Sarasehan di museum), penerbitan media museum (termasuk juga di sini publikasi cetak dan elektronik di media-media sosial internet).

Tantangan bagi penulis

Pihak lain yang mesti diajak kerjasama TMII dengan Direktorat Museum adalah para penulis. Kalau berbicara para penulis, jangan lupakan di era saat ini adalah para Blogger. Jadi di sini mengajak para penulis untuk kerjasama menyukseskan program GNCM, berfungsi sebagai sumber daya manusia yang mengkampayekan dan mengkomunikasikan museum sebagai tempat aktivitas kebudayaan, kesenian, sejarah, maupun ilmu pengetahuan ke masyarakat.

Sederhananya, ketika ada beberapa bentuk kemasan program GNCM, sedang berlangsung di museum-museum TMII, para penulis atau blogger juga turut serta untuk mengkabarkan ke media-media sosial internet. Tidak hanya itu, para penulis juga bisa membuat semacam situs online database yang berisi pendataan hal-hal yang terkait tentang museum-museum di TMII.

Masih banyak sebenarnya tantangan bagi para penulis atau blogger untuk menjaga budaya bangsa dalam bentuk menyukseskan program GNCM. Misal membentuk media center di dalam kawasan TMII yang bertugas untuk mempublikasikan newsletter, tabloid gratis atau media cetak apapun bentuknya. Intinya bagaimana membuat inovasi-inovasi baru dalam mengemas "product knowledge" tentang cinta museum." Jadi, dengan menyukseskan program GNCM mari jaga budaya bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun