Mohon tunggu...
Ahmad Zubaidi
Ahmad Zubaidi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kopi

Mahasiswa pascasarjana UNIBA Banten

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Organizational Citizenship Behavior di Dunia Perhotelan

6 Desember 2021   16:48 Diperbarui: 6 Desember 2021   17:13 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kepuasan kerja merupakan pandangan individu tentang pekerjaan pokok mereka yang telah dilakukan selama ia berada di perusahaan. Kepuasan kerja ditunjukkan oleh persepsi mereka mengenai pelaksanaan tugas pokok mereka yang selama ini telah dilaksanakan.

Karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja umumnya memiliki catatan kehadiran yang lebih baik dan berprestasi kerja lebih baik daripada yang kurang memiliki kepuasan kerja. 

Oleh karena itu, kepuasan kerja mempunyai arti penting bagi karyawan maupun perusahaan karena menciptakan keadaan positif (Dewani, 2010).

Komitmen organisasional adalah sebagai tingkat sampai mana seseorang karyawan memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Karyawan yang memiliki komitmen terhadap organisasinya mempunyai berbagai alasan, diantaranya adalah adanya kesamaan antara nilai, misi, dan tujuan yang sejalan antara karyawan dengan perusahaan (Aurilia, 2019).

Dengan terciptanya perilaku OCB dalam perusahaan nantinya akan bersama-sama mempengaruhi kinerja karyawan, karena kinerja karyawan yang tinggi juga mendorong munculnya OCB, yaitu perilaku melebihi apa yang telah distandarkan perusahaan (Endang, 2021). Perilaku OCB menunjukkan karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik secara senang hati, tulus dan sukarela tanpa harus dikendalikan dan diperintah oleh atasannya (Ni Kadek, 2020).

OCB ini melibatkan beberapa perilaku, meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi sukarelawan untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di tempat kerja yang menggambarkan "nilai tambah karyawan". 

Menurut Marinan Darto (2014) OCB adalah suatu perilaku tiap individu yang bebas, tidak berkaitan secara langsung dengan reward dan bisa meningkatkan fungsi efektifitas organisasi.Robin dan Judge (2008) dalam jurnal (Ticoalu, 2013) mengemukakan fakta yang menunjukkan bahwa organisasi yang mempunyai karyawan yang memiliki OCB yang baik, akan memiliki kinerja yang lebih baik dari organisasi lain.

Dalam tiga dekade terakhir, OCB semakin mendapat perhatian dari para akademisi dan praktisi dalam menelaah dan menganalisis lebih lanjut gagasan perilaku ini dan dampaknya terhadap bidang perilaku organisasi, (Takeuchi, 2015). 

Diantara banyak indikator yang menentukan terwujudnya kinerja karyawan itu adalah kualitas kerja, tingkat kegigihan kerja, tingkat kehadiran, kerjasama antar rekan kerja, tingkat kepedulian terhadap keselamatan kerja, tanggung jawab terhadap hasil kerjanya, dan kreativitas yang semua itu ada hubungannya dengan OCB. 

Dari berbagai studi dipaparkan bahwa menemukan orang yang tepat dalam organisasi tidaklah mudah karena yang dibutuhkan bukan hanya orang yang berpendidikan lebih baik atau orang yang bertalenta. Berikut adalah dimensi OCB:

  • Altruism. Perilaku karyawan dalam menolong rekan kerjanya yang mengalami kesulitan dalam situasi yang sedang dihadapi baik mengenai tugas dalam organisasi maupun masalah pribadi orang lain. Dimensi ini mengarah kepada memberi pertolongan yang bukan merupakan kewajiban yang ditanggungnya.

  • Conscientiousness. Perilaku yang ditunjukkan dengan berusaha melebihi yang diharapkan perusahaan. Perilaku sukarela yang bukan merupakan kewajiban atau tugas karyawan. Dimensi ini menjangkau jauh diatas dan jauh ke depan dari panggilan tugas.

  • Sportmanship. Perilaku yang memberikan toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa mengajukan keberatan-keberatan. Seseorang yang mempunyai tingkatan yang tinggi dalam sportmanship akan meningkatkan iklim yang positif di antara karyawan, karyawan akan lebih sopan dan bekerja sama dengan yang lain sehingga akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan.

  • Courtessy. Menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya agar terhindar dari masalahmasalah interpersonal. Seseorang yang memiliki dimensi ini adalah orang yang menghargai dan memperhatikan orang lain, yaitu membantu teman kerja, mencegah timbulnya masalah sehubungan dengan pekerjannya dengan cara memberi konsultasi dan informasi serta menghargai kebutuhan mereka.

  • Civic Virtue. Perilaku yang mengindikasikan tanggung jawab pada kehidupan organisasi (mengikuti perubahan dalam organisasi, mengambil inisiatif untuk merekomendasikan bagaimana operasi atau prosedur--rosedur organisasi dapat diperbaiki, dan melindungi sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi). Dimensi ini mengarah pada tanggung jawab yang diberikan organisasi kepada seorang untuk meningkatkan kualitas bidang pekerjaan yang ditekuni.

Saat peneliti melakukan wawancara kepada karyawan sebuah hotel di Kota Serang, didapat adanya fenomena pada bagian room attendant sering mendapat complain dari tamu karena kebersihan kamar yang kurang maksimal, seperti kamar yang masih berdebu dan tidak wangi serta kurangnya kelengkapan pada perlengkapan kamar yang seharusnya ada pada umumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun