Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada

5 September 2024   02:30 Diperbarui: 5 September 2024   03:06 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan duka itu masih biru;
selaut ombak tangis angin di udara;

- sesingkat itukah, aku mendekap anganku;
padamu ?

Lantas, pergi tanpa suatu kesan,
Yang menggugah hangat simpatimu ?

tapi, selarut ini arang biji kopi
Dan, telah sirna;
Di dalam gelap langit malam

2/

Pada kayu-kayu yang merapuh
Dan jejak waktu
Serta bekas gincu
Di sudut bibirmu,
Pada pipi lelaki tua itu
Yang keriput

Pada denotasi hujan;
Di barisan Krakatau;
Dan, pada konotasi air terhadap dingin

Maka, makna cinta yang mana meskinya
kau pilih mengahantar nafas hidupmu
- di perjalanan


Dan, nyala lampu,
Yang tertinggal hanya kenangan
Yang membingkai imajinasi senyum;
cahaya mentari pagi

Suatu -
asa untuk esok pagi -
Dan cerita untuk kelak
tidur kembali.

- sesingkat itukah hidup ?

5/09/2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun