8. Amerika Latin Abad 19:
 - Contoh: Buenos Aires, "emporium of South Atlantic".
 - Konotasi: Agen modernisasi.
 - Etnosentris: "Putih" Eropa vs pribumi.
9. Detroit 1900-an:
 - Sebutan: "Emporium of Industry".
 - Konotasi: Kapitalisme, assembly line.
 - Etnosentris: Model AS vs "keterbelakangan" global.
10. Singapura Modern:
  - Branding: "Emporium of Southeast Asia".
  - Konotasi: Hub global, standar "Barat".
  - Etnosentris: Meremehkan pasar tradisional ASEAN.
11. Dubai Kontemporer:
  - Slogan: "Global Emporium".
  - Konotasi: Konsumerisme, kemewahan.
  - Etnosentris: "Arab" modern vs "terbelakang".
12. Amazon.com:
  - Deskripsi: "Digital Emporium".
  - Konotasi: Dominasi e-commerce.
  - Etnosentris: Model AS, menggeser bazar online lokal.
13. Shanghai/Hong Kong:
  - Narasi: "Emporium vs Emporium".
  - Konotasi: Persaingan Cina-Hong Kong.
  - Etnosentris: "Nilai Asia" diperdebatkan.
14. "Emporium of Ideas":
  - Digunakan untuk: Universitas elite.
  - Konotasi: Pengetahuan sebagai komoditas.
  - Etnosentris: Epistemologi Barat dominan.
15. Penolakan "Emporium":
  - Tandingan: "Pasar Tani" gerakan anti-globalisasi.
  - Konotasi: Lokalitas, organik.
  - Etnosentris-balik: Menolak istilah kolonial.
"Emporium" dalam bahasa bukan sekadar kata; ia adalah artefak linguistik yang sarat dengan sejarah kekuasaan. Dalam setiap penggunaannya, ada klaim implisit tentang superioritas budaya:
1. Yunani "Kami pencipta peradaban."
2. Roma "Kami pewaris sah."
3. Kolonial "Kami membawa kemajuan."
4. Kapitalis "Model kami universal."
Secara etnosentris, "emporium" selalu datang dengan dikotomi:
- Peradab vs Barbar
- Maju vs Terbelakang
- Global vs Lokal
- Standar vs Inferior