Artinya kita harus menjadi guru yang memberikan ilmu pengetahuan dan menjadi orang tua kandung yang dapat memberikan kasih sayang yang tulus kepada peserta didik. Sehingga peserta didik dapat merasakan kebahagian dalam jiwanya. Menuntun anak sesuai kodrat alam dan kodrat zaman, sehingga anak dapat mencapai keselamatan dalam raganya dan kebahagiaan dalam jiwanya. Karena dengan begitu kemerdekaan dalam belajar secara utuh dan penuh dapat terwujud.
Perubahan-perubahan yang ada pada diri saya tersebut, merupakan modal untuk merumuskan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan selanjutnya, sehingga proses pembelajaran dapat mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Â
Adapun rumusan tentang hal-hal bisa segera saya terapkan lebih baik, agar kelas dapat mencerminkan pemikiran KHD seperti berikut ini.Â
Pertama, perlu membuat kesepakatan kelas untuk mengenali potensi, minat, kebutuhan dan kodrat dari masing-masing anak. Juga sebagai bentuk komitmen dalam menerapkan merdeka belajar. Kedua, tidak memberikan hukuman kepada peserta didik. Guru memposisikan diri lebih besar untuk membimbing (menuntun) peserta didik sesuai dengan kodratnya. Ketiga, menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan memahami karakteristik, potensi, minat dan bakat peserta didik.Â
Untuk menunjang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, digunakan model pendekatan pembelajaran holistik, dan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, baik berupa gambar, video, audio atau pembelajaran yang berbasis permainan (game based learning).Â
Dan keempat, elakukan proses pembelajaran yang kreatif dipadukan dengan nilai kebudayaan, sehingga tumbuh karakter anak yang berbudi luhur. Misalnya, pembelajaran dikembangkan berdasarkan kecakapan abad 21, tetapi di dalamnya diikuti dengan mengintegrasikan budaya lokal atau kearifan lokal (permainan) dalam pembelajaran.
Dengan demikian, perubahan dalam pendidikan dan pengajaran dapat terjadi dengan mempelajari dan memahami  filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik, dan cara mengelola pembelajaran sebelum mempelajari dan mendalami filosofi pendidikan Kihajar Dewantara, dapat diperbaiki dengan mengacu pada hasil pemikiran tokoh pendidikan tersebut. Inspirasi yang diperoleh tersebut menjad langkah awal untuk mendesain dan mengembangkan proses pembelajaran seperti yang diharapkan Ki Hajar Dewantara.
B. KONSTRUKSI PROSES PEMBELAJARAN
Selanjutnya saya akan mencoba mengkonstruksikan kembali proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara secara kongkrit sesuai dengan konteks lokal, sosial dan budaya.
Hal utama adalah mulai dari diri. Berawal dari hal kecil menerapkan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun). Kemudian diikuti dengan penerapan pembiasaan-pembiasaan positif (karakter positif), seperti karakter  religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. Dapat kita ketahui bahwa kondisi karakter, khususnya peserta didik di masa sekarang sangatlah memprihatinan, baik secara emosional, tindakan maupun prilaku sosial mereka.
Manusia adalah mahluk berbudaya artinya manusia mengalami dinamika evolutif dalam khasanah pembentukan diri menjadi pribadi yang berbudi pekerti . Dengan demikian pendidikan perlu dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai kebudayaan. Sehingga nantinya dapat membentuk siswa menjadi profil pelajar Pancasila, yang segala lakunya selalu menerapkan nilai-nilai kemanusiaan. Proses pembelajaran perlu didesain, tidak saja berpusat dan berpihak pada peserta didik melalui pendekatan holistik, tetapi juga dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya setempat.