Namun, meskipun harapan terhadap kebijakan kenaikan PPN cukup besar, ada sejumlah kekhawatiran yang juga harus diperhatikan. Salah satu kekhawatiran utama adalah bahwa kenaikan PPN dapat memicu inflasi, yang pada akhirnya mengurangi daya beli masyarakat. Ini menjadi masalah serius di tengah populasi yang sebagian besar berada pada kelompok pendapatan menengah dan rentan terhadap perubahan harga barang dan jasa.Â
Kenaikan PPN, meskipun mungkin tidak terlalu besar, dapat memberikan dampak langsung terhadap harga barang-barang konsumsi, yang akan mengurangi konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika konsumsi rumah tangga menurun, maka hal ini dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi yang sudah dipengaruhi oleh berbagai ketidakpastian global.
Selain itu, kenaikan PPN juga dapat menambah beban bagi sektor usaha, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. UMKM seringkali beroperasi dengan margin keuntungan yang tipis dan memiliki keterbatasan dalam hal pengelolaan biaya.Â
Peningkatan PPN bisa meningkatkan biaya operasional bagi pelaku UMKM, yang pada gilirannya dapat membebani mereka untuk tetap kompetitif. Dampaknya bisa sangat merugikan, terutama bagi UMKM yang selama ini diandalkan untuk menciptakan lapangan kerja dan mendukung pemerataan ekonomi.
Dampak Kenaikan PPN terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa kajian empiris menunjukkan bahwa dampak kenaikan PPN terhadap perekonomian sangat bergantung pada seberapa besar proporsi konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dan bagaimana penerimaan tambahan dari PPN dialokasikan untuk investasi produktif. Di satu sisi, kenaikan PPN dapat memperbaiki defisit fiskal dan memperbesar kapasitas fiskal pemerintah untuk membiayai pembangunan, terutama dalam infrastruktur.Â
Namun, di sisi lain, kenaikan pajak ini juga berpotensi mengurangi daya beli masyarakat dan menghambat konsumsi domestik yang merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ketika permintaan domestik menurun, sektor swasta, terutama yang terkait dengan barang-barang konsumsi, bisa mengalami penurunan dalam penjualan yang berdampak pada lapangan kerja dan investasi.
Selain itu, meskipun kebijakan ini dapat meningkatkan penerimaan negara, jika tidak dikelola dengan bijaksana, dampaknya terhadap perekonomian dapat menjadi kontraproduktif. Peningkatan PPN yang tidak diimbangi dengan kebijakan stimulasi yang efektif, seperti peningkatan kualitas pendidikan, teknologi, dan infrastruktur, berisiko memperburuk ketimpangan sosial-ekonomi dan mempersulit rakyat untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah.
Alternatif Kebijakan untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan
Dalam menghadapi tantangan besar ini, pemerintah perlu mempertimbangkan alternatif kebijakan yang lebih holistik untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Salah satunya adalah melakukan reformasi perpajakan yang lebih komprehensif.Â
Selain menaikkan PPN, pemerintah perlu memperluas basis pajak, mengoptimalkan potensi pajak dari sektor informal, serta meningkatkan efisiensi administrasi perpajakan. Reformasi pajak yang menyentuh berbagai sektor ini akan membuat sistem perpajakan lebih adil dan berkelanjutan.