Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka menulis dan berbagi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benthik, Permainan Tradisional Jawa yang Hampir Punah

6 Februari 2023   09:11 Diperbarui: 6 Februari 2023   09:45 1687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Anak- anak yang sedang melakukan permainan Benthik, dan alat untuk pemainan foto: dokpri)

Saat melakukan healing ke Yogyakarta dan Jawa Tengah pekan lalu penulis meneukan sekelompok anak yang bermain dengan menggunakan tongkat panjang dan tongkat pendek.

Terdengar suara anak-anak

Wuss…melesat kencang pukulanku.

Horeee…tidak ada yang mampu menangkapnya.

Menorehku pada kenangan masa lalu. Meskipun matahari mulai tenggelam. Senja mulai surut. Tanganpun diseret orangtua untuk pulang. Semua itu tak terasa. 

Saking asyiknya bermain. Bermain permainan di era 80-an, saat itu penulis berusia belasan tahun dan sudah bersekolah di tingkat SMP. 

Permainan ini cukup sederhana hanya membutuhkan dua bilah ranting kayu. Dapat dimainkan secara berkelompok maupun individu. Kini, sudah jarang dijumpai. Era digital seolah-olah telah menggerusnya. Dapatkah Anda menebak. Permainan apakah itu? Ya, betul sekali. Benthik namanya, di tempat lain ada yang menyebut Patel lele

Benthik, merupakan permaianan yang digandrungi di era 90an. Benthik biasanya dimainkan di halaman rumah ataupun tanah lapang. Disebut benthik karena jika dua bilah ranting kayu ini berbenturan maka akan berbunyi thik. 

Ada dua metode bermain benthik. Metode pertama menggunakan batu. Metode kedua menggunakan kowokan (tanah dilubangi).

Peralatan Permainan Benthik

Peralatan benthik cukup sederhana. Dibutuhkan dua bilah ranting kayu. Ranting kayu yang pertama, panjang kira-kira berukuran 30-cm disebut tongkat panjang. 

Ranting kayu kedua lebih pendek. Kira-kira berukuran 10-cm disebut tongkat pendek. 

Ranting kayu yang dipilih adalah yang kuat. Diameternya kurang lebih 3 cm. Biasanya berasal dari pohon jambu, mangga, mlandingan/ lamtoro. 

(foto: dokpri)
(foto: dokpri)

Alat permainan benthik dari dua tongkat kecil dengan ukuran 30 cm dan 10 cm.

Selain itu membutuhkan batu bata sebagai tatakan (tempat meletakkan kayu)

Cara Memainkan Benthik

Cara menaikkan Benthik cukup mudah dan sederhana 

Bentuk dua kelompok untuk memainkan benthik, kelompok satu bagian memainkan benthik kelompok satunya bagian menjaga dan menangkap tongkat pendek yang dilemparkan dengan tongkat panjang oleh pemain.

Bila penjaga bisa menangkap tongkat kecil yang dilempar oleh pemain maka dia dapat poin sesuai dengan kesepakatan.

Bila tidak bisa menangkap maka pemain yang melempar tongkat yang dapat poin.

Bila tongkat kecil tertangkap penjaga maka posisi pemain berganti, yang tadinya bagian menjaga sekarang berganti menjadi pemain yang melempar tongkat.

Akan melakukan hal yang sama dengan permainan sebelumnya.

Kemenangan ditentukan oleh nilai/skor yang diperoleh 

Setelah terjadi pergantian posisi dan telah memainkan permainan sesuai dengan kesepakatan maka pemenang dari permainan benthik ditentukan oleh jumlah skor atau nilai yang dikumpulkan oleh kedua pemain atau kelompok.

Bila skor / nilai sama maka akan dimainkan satu putaran lagi untuk menentukan siapa pemenangnya.

Nilai Karakter dari Permainan Benthik:

1. Patuh pada peraturan, setiap pemain harus mematuhi aturan yang sudah ditetapkan oleh kedua belah pihak, agar permainan bisa berlangsung secara tertib dan teratur.

2. Nilai kejujuran saat menentukan poin dan saat melempar tongkat kecil ke ara pemain lawan(penjaga)

3. Memupuk kreativitas saat membuat alat permainan.

4. Timbulnya kebersamaan dan kekompakan di antara sesama teman sepermainan yang menimbulkan suasana keakraban dan kekeluargaan.

Ayo bangkitkan dan hidupkan kembali permainan tradisional yang jumlahnya luar biasa banyak di Indonesia, agar anak-anak bisa mengenal dan bisa memainkan permainan tradisional yang banyak mengandung nilai - nilai karakter bagi generasi emas Indonesia.

Salam sehat untuk Indonesia yang bermartabat dan berkarakter.

Kota Surabaya, 06 Februari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun