Saat melakukan healing ke Yogyakarta dan Jawa Tengah pekan lalu penulis meneukan sekelompok anak yang bermain dengan menggunakan tongkat panjang dan tongkat pendek.
Terdengar suara anak-anak
Wuss…melesat kencang pukulanku.
Horeee…tidak ada yang mampu menangkapnya.
Menorehku pada kenangan masa lalu. Meskipun matahari mulai tenggelam. Senja mulai surut. Tanganpun diseret orangtua untuk pulang. Semua itu tak terasa.Â
Saking asyiknya bermain. Bermain permainan di era 80-an, saat itu penulis berusia belasan tahun dan sudah bersekolah di tingkat SMP.Â
Permainan ini cukup sederhana hanya membutuhkan dua bilah ranting kayu. Dapat dimainkan secara berkelompok maupun individu. Kini, sudah jarang dijumpai. Era digital seolah-olah telah menggerusnya. Dapatkah Anda menebak. Permainan apakah itu? Ya, betul sekali. Benthik namanya, di tempat lain ada yang menyebut Patel lele
Benthik, merupakan permaianan yang digandrungi di era 90an. Benthik biasanya dimainkan di halaman rumah ataupun tanah lapang. Disebut benthik karena jika dua bilah ranting kayu ini berbenturan maka akan berbunyi thik.Â
Ada dua metode bermain benthik. Metode pertama menggunakan batu. Metode kedua menggunakan kowokan (tanah dilubangi).
Peralatan Permainan Benthik