Usman: Ok, ok. Tapi maaf, saya katakan maaf kepada yang terhormat Bapak Salim Herman Dermawan. Bahwa kami tidak bisa membantu anda. Saya katakan lagi maaf!
Salim: Loh,loh, loh?! Bro Usman ada apa denganmu? Bukannya kamu adalah bos besar dari organisasimu ini? Organisasi yang kamu pimpin itu handal untuk membunuh orang-orang keparat itu? Kenapa? Apakah kamu takut Usman? Apakah hadiah yang aku tawarkan kecil?
Lalu orang lain yang disamping Usman bernama Riyadi berkata...
Riyadi: Pak Salim, jujur kami masih tetap membencimu walaupun kau masih meminta-minta pada kami. Karena dulu BAPAK telah mengkhianati kami sebagai pengacara dari Bang Rommy. Dan Rommy itu anjing yang pernah membunuh teman kami Mas Huda.
Salim: Heh junior keparat! Mulutmu pengen aku ludahi HAH?! Jaga omonganmu!
Riyadi: Jangan ngeyel pak! Bapak pasti benci sama Mas Huda dan seneng lihat dia hancur. Buktinya saat Mas Huda dikubur, bapak malah ngadakan pesta dengan Bang Rommy dan kroco-kroconya.
Salim: JANCOK SIALAN! Bro Usman, mending tangan kananmu itu diganti? Aku yakin bajingan ini bisa membuat pamor Rakun melorot.
Usman: Hush, hush. Sudah, sudah, sudah! Bro Riyadi tenangkan dirimu, janganlah mudah emosi dan marah.
Riyadi: Tapi bro Usman?!
Usman: Turuti saja kataku, kalau masih tetap begitu apa yang akan dikatakan Salim benar.
Riyadi: Huhh, shit! Oke lah.
Usman: Maafkan atas sikap Bro Riyadi, dia masih muda dan penuh emosi.