Kebutuhan operasional, inflasi, dan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah semua faktor yang mempengaruhi masalah kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri. Meskipun kenaikan UKT masih diperlukan untuk menutupi biaya yang terus meningkat, beban keuangan pelajar dan keluarga meningkat secara signifikan.Â
Penelitian ini menunjukkan bahwa diversifikasi sumber pendanaan, efisiensi pengelolaan dana, dan peningkatan program beasiswa adalah bagian dari solusi untuk masalah ini. Untuk mencapai kebijakan yang inklusif dan berkeadilan, pendekatan holistik yang melibatkan diskusi konstruktif dengan semua pemangku kepentingan sangatlah penting. Hasilnya, sistem pendidikan tinggi Indonesia diharapkan dapat berkembang secara berkelanjutan dan tetap tersedia bagi semua lapisan masyarakat, sekaligus meningkatkan daya saing lulusan di tingkat dunia.
Pemerintah dan lembaga bantuan pendidikan harus meningkatkan program beasiswa dan keuangan untuk siswa yang kurang mampu untuk mengurangi dampak kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri. Hal ini juga akan menjamin aksesibilitas pendidikan yang merata.Â
Agar anggaran digunakan dengan lebih efisien dan tepat sasaran, perguruan tinggi harus mengoptimalkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan dana mereka. Selain itu, alternatif yang dapat membantu mengurangi ketergantungan pada kenaikan UKT adalah diversifikasi sumber pendanaan melalui kerjasama dengan industri, program pendidikan berkelanjutan, dan lulusan kelas. Partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan dalam penyusunan kebijakan sangat penting untuk mencapai solusi yang adil dan inklusif yang menjaga kualitas pendidikan tanpa anggotaatkan siswa dan keluarga mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H