Mohon tunggu...
Ahmad Saktiono
Ahmad Saktiono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

UNAIR

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

UKT Naik, Menakar Alasan dan Solusi atas Kenaikan Biaya Kuliah di PTN

3 Juni 2024   11:10 Diperbarui: 3 Juni 2024   11:52 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Indonesia, kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri (PTN) sering menjadi subjek perdebatan sengit antara mahasiswa, orang tua, dan pengelola pendidikan tinggi. Sejak tahun 2013, UKT diterapkan sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan sistem pendidikan tinggi yang lebih adil dan transparan. Saat ini, UKT menjadi salah satu masalah yang withering sensitif di kalangan pemangku kepentingan pendidikan. 

Peningkatan biaya kuliah ini sering dianggap sebagai beban tambahan, terutama bagi keluarga dengan pendapatan menengah ke bawah. Hampir setiap tahun, kenaikan UKT menimbulkan pertanyaan tentang alasan di balik kenaikan tersebut dan bagaimana mengatasi dampak kenaikan tersebut terhadap aksesibilitas pendidikan tinggi di Indonesia. 

Sebagai sebuah kebijakan, UKT dimaksudkan untuk menyederhanakan pembayaran biaya kuliah dan memberikan kepastian bagi mahasiswa tentang berapa banyak biaya yang harus mereka bayar selama masa studi mereka. Namun, dalam praktiknya, kenaikan biaya UKT seringkali dianggap tidak sebanding dengan peningkatan kualitas layanan dan fasilitas yang ditawarkan oleh perguruan tinggi. 

Banyak mahasiswa yang merasa bahwa kenaikan biaya tersebut tidak diiringi dengan perbaikan yang signifikan dalam hal kualitas layanan dan fasilitas Hal ini menimbulkan kekecewaan dan protes mahasiswa karena mereka merasa tidak mendapatkan nilai tambah yang sebanding dengan biaya mereka. 

Sebaliknya, pemerintah dan universitas memiliki alasan yang berbeda untuk menaikkan UKT. Salah satu alasan utama adalah inflasi, yang menyebabkan biaya operasional kampus meningkat setiap tahun. tahun itu. Kebutuhan operasional seperti gaji dosen dan staf, pembelian peralatan laboratorium, dan biaya perawatan gedung terus meningkat. 

Perguruan tinggi tidak akan dapat mempertahankan kualitas pendidikan dan fasilitas yang mereka tawarkan jika UKT tidak disesuaikan. Perguruan tinggi juga harus melakukan inovasi dan peningkatan kualitas untuk bersaing di tingkat nasional maupun internasional, yang tentu saja membutuhkan dana. 

Namun, kenaikan UKT tidak dapat dianggap sebagai solusi satu-satunya untuk mengatasi masalah pendanaan universitas. Kebijakan pengelolaan dana pendidikan tinggi yang lebih komprehensif diperlukan, menurut banyak orang. Peningkatan dan perluasan program beasiswa adalah solusi yang disarankan. 

Diharapkan bahwa pihak swasta dan pemerintah akan lebih aktif dalam memberikan beasiswa kepada siswa. berprestasi dan yang kekurangan dana. Beasiswa ini tidak hanya mengurangi biaya kuliah, tetapi mereka juga dapat mendorong siswa untuk belajar lebih banyak dan lebih baik dalam akademik. 

Selain beasiswa, pengelolaan dana yang efektif juga harus diperhatikan. Diharapkan bahwa perguruan tinggi dapat menggunakan dana mereka dengan lebih jelas dan akuntabel. Untuk mengurangi ketergantungan pada kenaikan UKT, alternatifnya dapat mencakup penggunaan teknologi dalam manajemen keuangan, peningkatan kerjasama dengan industri, dan diversifikasi sumber pendapatan melalui program pendidikan berkelanjutan atau layanan konsultasi. 

Lebih penting lagi bahwa semua pemangku kepentingan, termasuk orang tua, dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum, berpartisipasi aktif dalam pembuatan kebijakan yang tepat tentang biaya pendidikan tinggi. Solusi dapat dicapai melalui percakapan konstruktif antara masing pihak. yang lebih adil dan terbuka. 

Pemerintah juga harus bertindak sebagai controller untuk memastikan bahwa kebijakan perguruan tinggi mengikuti prinsip keadilan dan pemerataan akses pendidikan. Selain itu, peningkatan PKB harus dilihat dalam konteks yang lebih luas, seperti tantangan globalisasi dan tuntutan pasar kerja yang terus berubah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun