Mash'ab bin Umair adalah orang yang berdakwah dengan wajah ramah. Mash'ab melawan orang yang mencaci maki tidak dengan cacian dan makian, tetapi dengan tersenyum dan keramahannya. Hasilnya, luluhlah dua pemimpin Yathrib (Madinah) dalam pelukan Islam.
Dakwah kepada pemimpin Yathrib yang dilakukan Mash'ab ternyata membuahkan hasil yang besar. Kedua pemimpin Yathrib yang sudah Islam tersebut mengajak masyarakatnya untuk memeluk Islam.
Sa'ad bin Muadz berkata kepada kaumnya, "Ya Bani Abdil Asyhal, bagaimana menurut kalian urusanku di tengah-tengah kalian?"
 "Engkau adalah pemimpin kami yang paling akrab diantara kami. Yang paling bagus pemikirannya. Kau adalah pemimpin yang paling bisa dipercaya," jawab mereka.
 "Ketahuilah mulai saat ini, kalian, baik laki-laki maupun perempuan, haram berbicara denganku sebelum kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya," ujar Sa'ad.
Dengan bantuan dua pemimpin kabilah Yathrib, Mash'ab mendatangi seluruh perkampungan Yathrib untuk menyeru kepada Islam. Dengan dirintis Mash'ab maka jalan dakwah terbuka sehingga Rasulullah saw dengan mudah masuk dan tidak ada halangan dari masyarakat Yathrib. Kemudahan Rasulullah saw beserta umat Islam saat hijrah ke Yathrib (Madinah) menjadi bukti keberhasilan dakwah Mash'ab.
Mash'ab ikut bersama Nabi dalam perang Badar. Dalam Perang Uhud, Mash'ab oleh Rasulullah saw diberi bendera pasukan. Mash'ab gugur sebagai seorang syuhada di Perang Uhud.
Setelah pasukan musuh pergi dan mengurus jenazah pasukan Islam, Rasulullah saw kembali ke Madinah. Setibanya di sana, Rasulullah saw disambut oleh perempuan-perempuan yang menangisi kematian keluarga mereka. Di antara mereka adalah Zainab binti Jahsy.
Ketika Rasulullah saw melihat Zainab langsung berkata, "Bersabarlah engkau Zainab." Zainab bertanya, "Siapa yang meninggal, Ya Rasulullah?"
"Saudaramu," jawab Rasulullah saw.
"Inallilhi wa inna ilayhi rji'uun. Berbahagialah dengan kematian yang mulia yang telah dicapainya," jawab Zainab.