"Engkau benar," jawab Usaid sambil duduk dekat Mash'ab. Mash'ab bin Umair dengan bahasa yang ramah dan lembut menerangkan tentang Islam. Mash'ab membacakan Al-Quran.
"Alangkah indahnya pembicaraan kamu itu. Kalau ada orang yang mau masuk Islam bagaimana caranya?" komentar Usaid.
"Engkau hendaknya mandi. Engkau bersuci. Bersihkan kedua pakaianmu kemudian mengucapkan kalimat dua kalimat syahadah. Setelah itu, engkau shalat," jawab Mash'ab.
Usaid bin Hudair berdiri dan pergi ke rumahnya. Usaid mandi dan membersihkan pakaiannya kemudian mengikrarkan keislamannya dan melakukan shalat dua rakaat yang diajarkan Mash'ab.
 Usaid berkata kepada Mash'ab, "Sesungguhnya di belakangku ada seorang tokoh. Jika tokoh itu ikut kepadamu, tidak ada seorang pun di antara kaumnya yang akan membatahnya. Aku akan utus dia untuk menemui kamu sekarang, Sa'ad bin Mu'adz namanya."
Usaid pergi menemui Sa'ad bin Mu'adz. Ketika melihat Usaid datang, Sa'ad berkata, "Demi Allah! Usaid telah datang dengan wajah yang berbeda daripada ketika ia pergi tadi."
Sa'ad bertanya kepadanya, "Apa yang terjadi?"
"Aku sudah berbicara dengan kedua orang itu. Dan Demi Allah, aku tidak melihat niat yang buruk pada mereka. Aku larang mereka untuk menemui kita, tapi mereka berkata, 'Aku akan lakukan apa yang kalian kehendaki. Namun aku dengar Bani Haritsah sudah keluar untuk membunuh Ibnu Jurarah. Mereka tahu bahwa anak bibimu itu akan menyerang kamu, karena itu mereka akan membunuhnya'," jawab Usaid.
Mendengar itu, Sa'ad bin Mu'adz marah. Sa'ad mengambil tombaknya kemudian pergi menemui Mash'ab dan As'ad. Ketika Sa'ad melihat keduanya langsung memaki-makinya. Kedua orang yang dimaki-maki itu membalasnya dengan senyuman.
Kemudian Mash'ab mengajaknya duduk dan mendengarkan pembicaraannya. Mash'ab berkata, "Kalau engkau suka, engkau terimalah pembicaraanku. Kalau engkau tidak suka, tinggalkanlah apa yang tidak engkau sukai."
Mash'ab duduk dan membacakan ayat Al-Quran yang sudah dihafalnya. Saad bin Muadz yang tadinya marah mendadak terdiam. Dia merenungkan isi yang dibacakan Mash'ab. Dia membandingkan sikap Mash'ab dengan orang-orang yang memeluk agama berhala. Dia sadar bahwa agama yang dibawa Mash'ab yang bernama Islam mengajak orang untuk berakhlak mulia dan menyembah Allah Yang Maha Esa. Berkat kelembutan dan keramahan Mash'ab maka Saad bin Muadz ini mengikrarkan keislamannya dihadapan Mash'ab dan Asad.