Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Orang kampung di Kabupaten Bandung. Sehari-hari memenuhi kebutuhan harian keluarga. Beraktivitas sebagai guru honorer, editor and co-writer freelance, dan bergerak dalam literasi online melalui book reading and review.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

New Normal, Pendidikan, dan Masalahnya

29 Mei 2020   21:27 Diperbarui: 30 Mei 2020   14:19 1807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Michal Jarmoluk dari Pixabay

Saya kira yang sampai saat ini terpakai dari pelajaran dari sejak kecil sampai dewasa adalah membaca, menulis, berhitung, dan agama. Itulah yang terpakai sampai saat ini.

Pelajaran lainnya, baik sosial maupun sains, hanya menjadi pengetahuan yang setelah lulus maka tidak ingat lagi. Yang teringat hanya pengalaman saja. Dan ini berharga untuk tumbuh kembang jiwa dan pemikiran anak sampai dewasa.

Korea Selatan dan Finlandia

Belajar dari Korea Selatan, ternyata kembali ke sekolah makin menambah jumlah positif corona. Finlandia pun tidak jauh beda dengan nasib Korea Selatan.

Dua negara ini kemudian mengembalikan pendidikan ke rumah masing-masing secara online dengan meminta bantuan orangtua. Saya kira semua negeri yang kena pandemi covid19 ini pun sama punya masalah dengan pendidikan dan sekolah.

Menurut saya bahwa pembelajaran jarak jauh dengan muatan (fokus) pendidikan karakter (akhlak) dan lingkungan hidup; dilengkapi dengan kecakapan hidup (lifeskills) dan literasi kebangsaan Indonesia serta pengabdian di rumah dan sekitarnya, akan jauh lebih baik ketimbang kembali ke ruang kelas. 

Di sekolah kami, SMP Bahtera, pendidikan karakter dan lifeskill dihubungkan dengan mata pelajaran regular. Saat proses belajarnya diberi kebebasan pada murid untuk kreatif dan belajar dari internet. Selanjutnya menjalani tugas sesuai dengan arahan dan bimbingan dari para guru. 

Bahkan para orangtua yang memiliki keahlian, misalnya bidang elektronika atau manajemen finansial maka diminta untuk berbagi pengalaman dan menambah wawasan para murid.

Jadi dengan hal-hal yang disebutkan itu, seharusnya pendidikan di tengah pandemi ini fokus pada pengembangan karakter anak dan kecakapan hidup (lifeskills) serta memupuk empati pada keluarga di rumah dan sekitarnya.

Masih terkait dengan SMP Bahtera bahwa hampir setiap pergantian mata pelajaran dijeda dengan istirahat selama lima belas menit. Kemudian masuk pelajaran lagi dan dijeda lagi dengan istirahat saat beres pelajaran. Begitulah terus sampai masuk jadwal shalat dzuhur dan makan siang. 

Kemudian masuk pelajaran lagi sampai jam pulang. Tentu pada setiap kali jeda (istirahat) ini dapat dimanfaatkan oleh para murid dan guru untuk cuci tangan dan berjemur, mengganti masker atau membersihkannya kalau kotor, dan lainnya. Meski dapat disesuaikan dengan protocol medis, tetapi peluang tidak aman pasti akan ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun