Mohon tunggu...
Ahmad Risani
Ahmad Risani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menulis apa saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

6 Alasan Mahasiswa Ikut Organisasi

2 September 2016   11:09 Diperbarui: 15 Agustus 2018   11:06 3771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup di dunia yang penuh derita ini, lagi-lagi senantiasa membuat manusia untuk mencari sesuatu yang disebut dengan: bahagia.

Dan.. gabung komunitas organisasi kerap menjadi solusi atas penderitaan. Dengan berorganisasi dia dapat teman baru, teman curhat, teman main, teman se-hobi, bisa bikin acara yang seru, dan sebagainya.

Biasanya, mahasiswa yang bermotif seperti ini, tidak akan memilih organisasi yang “merepotkan”. Apalagi harus berhadapan dengan tuntutan kredo demi kredo. Mereka akan memilih organisasi yang, yah itu tadi, bikin seneng. Gak mau mereka itu gabung organisasi yang dikit-dikit kritik pemerintah, dikit-dikit bicara soal perbahan sosial, dikit-dikit bicara ikhlas dan sabar-lah.

Menurut teori pengaruh, ingin seneng-senang termasuk faktor “landasan rasional”. Dalam fikirannya, persetan dengan beragam teori dan jutaan konspirasi, yang penting hepi. Yah, landasan rasionalnya itu tadi, seneng-seneng.

Nah, bagi ente-ente pemburu kader sekalian yang tak pernah lelah, buatlah komunitas anda itu bisa memuaskan hasrat kesenangan mereka. Kalau tidak bisa, musnahlah organisasimu. Why?, karena hidup ini udah berat bung, maka mencari kesenangan adalah keniscayaan bagi manusia.

Lha, gimana caranya?. Yah itu tadi, saya juga bingung gimana caranya.

3. Menjadi lebih baik

Nah, ini dia alasan yang paling ditunggu-tunggu bagi situ-situ yang mengelola organisasi yang berbasis “memperbaiki”. Ada banyak manusia di dunia ini ingin menggapai hidup yang lebih baik. Beruntunglah,  penderitaan hidup yang ada di dunia ini, terkadang membuat orang sadar bahwa diri-sendirinyalah yang membuat hidupnya menderita. Oleh karena itu, untuk lepas dari derita dunia, hanya ada satu kata: Perbaiki.

Biasanya, mahasiswa yang bermotif seperti itu akan lebih memilih organisasi yang menawarkan second change bagi dirinya untuk berbenah. Dia rela melakukan apa saja yang penting bisa berubah. Mulai dari disuruh baca buku-buku ideologis, di suruh ikut acara yang memeras keringat dan airmata, sampai-sampai harus berjuang mati-matian dengan darah. Semua dia lakukan, demi satu frase: lebih baik.

Oleh karena itu, bagi ente-ente yang mendapat amanah ngurusin organisasi semacam ini, istiqomahlah!. Djangan berhenti, djangan berhenti, revolusimoe beloem selesei!

Karena ada banyak di luar sana, mereka-meraka yang ingin bergabung bersama anda. tinggal bagaimana caranya anda mendesain komunitas anda agar dapat menampung manusia-manusia seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun