Mohon tunggu...
Ahmad Ramdani Official
Ahmad Ramdani Official Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Jadikan buah pikiranmu, adalah karya terhebatmu untuk Dunia!!"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jasmerah: Dari Sudut Pandang Filosofis

9 Mei 2023   23:22 Diperbarui: 9 Mei 2023   23:25 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, inilah ringkasan singkat sejarah daripada upaya penjajahan dari bangsa lain, terhadap suatu bangsa, tidak terkecuali bangsa kita sendiri. Apa lalu yang mesti Kita garis-bawahi akan peristiwa ini? Akhirnya kita pun telah memahaminya.

Para penjajah cerdas, mereka tidak akan mungkin bisa memecah-belah bangsa kita yang dahulu orang-orangnya baik, tulus, sopan santun, dan ber-etika. Raja-rajanya berwibawa, disanjung oleh para rakyat-rakyat, sehingga faktornya adalah menimbulkan persatuan antar sesama.

Sudah pasti, tahap awal yang harus dilakukan adalah tadi, yang baru saja kami sebutkan; ialah upaya manipulatif. Bangsa kita, ditanamkan sifat kebencian dan kedengkian. Ya, barangkali, inilah satu historis penyebab sifat benci antar sesama, masuk dan melekat menjadi karakter anak-anak bangsa kita di masa kini.

Wilayah Banten misalnya, satu wilayah yang tiraninya cukup luas, pada akhirnya hancur begitu saja dikarenakan luka atas adu-domba yang dilakukan VOC, kompeni Belanda. Adapula Kerajaan Mataram di wilayah Jawa tengah, yang juga mengalami nasib yang sama.

Peristiwa kolonialisme terhadap bangsa Nusantara kita ini, akhirnya menjelma menjadi suatu perdebatan panjang seolah tanpa akhir. Seperti sudah diketahui, Bung Karno bahkan para sejarawan lainnya, berpendapat bahwa bangsa kita dijajah selama kurun waktu 350 tahun.

Ini merupakan waktu yang sangat lama, 350 tahun artinya selama 3 abad Nusantara berada di tangan koloni para penjajah. Nusantara, itulah nama asli daripada wilayah atau tanah, dimana kita hidup ini. Pada masa lampau, garis geografis tanah Nusantara adalah wilayah paling luas yang mencakup berbagai Negara apabila diukur saat ini.

Apa yang membuat pada akhirnya Nusantara menjadi terpecah sehingga timbullah pada akhirnya banyak Negara atau state? Pertanyaan tersebut tentu bisa kita jawab berdasarkan sebuah metafor. Apa yang akan terjadi terhadap kalangan hidup para kawanan Domba, manakala sang penggembalanya tidak ada?

Para domba hidupnya liar. Ia bisa pergi kemanapun, asalkan menurutnya, tujuannya itu menyediakan banyak rumput-rumput segar agar bisa dimakan. Maka, peranan penggembala pada kehidupan kawan-kawan domba tersebut amatlah penting sekali. Kami, sempat mengisahkannya dalam bentuk sebuah cerpen.

Kehidupan domba tidak akan pernah bisa menyatu dan bersatu, kalau tidak ada pembimbing atau penggembalanya. Penggembala inilah, kunci untuk bisa menyatukan domba agar tidak berpecah-belah antar sesama.

Kerajaan-kerajaan di Nusantara seperti; Singasari, Kutai, Majapahit, Padjajaran, Sriwijaya, merupakan kerajaan-kerajaan yang peranannya adalah menciptakan persatuan bangsa Nusantara tersebut. ketika Kerajaan itu runtuh, maka seiring lah dengan hancur leburnya wilayah Nusantara hingga menciptakan banyak Negara (countries).

Maka, perihal waktu ini memang sulit untuk ditentukan. Tetapi tentu kita hanya dapat menganalisanya. Tidak mungkin bangsa kita bisa terjajah selama 3 abad tersebut, sedangkan kurun waktu Indonesia berdiri saja tidak selama itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun