Firman : "Ya, bagi orang lokal tentu saja cuaca semacam itu tidak segagap orang yang berada di daerah tropis. Ketika di ruang kantor pada umumnya mereka pekerja setempat cukup dengan pemanas ruangan. Namun bagi orang luar Amerika masih tetap dingin. Ada seorang watawan VOA[1] dari luar Amerika, ia mengaku masih menggunakan penghangat pada telapak kaki agar tidak menggigil di kantornya."
Â
Nisa   : "Sebenarnya kapan sih, cuaca dingin terjadi di sana, Fir? Saya masih ingin mendengar ceritamu lebih panjang."
Â
Firman : "Baik, Nis. Aku lanjutkan ceritanya. Sore itu tanggal 31 Januari 2019 Waktu Amerika Serikat sangat dingin, tepat pukul pukul 17.30, sedangkan di Indonesia kira-kira pukul 06.30. Tak dapat dibayangkan memang cuaca ekstrim semacam itu. Pemandangan di Niagara, salah satu air terjun terkenal di AS tampak seperti di dalam ruangan pendingin. Sebagian besar di sekelilingnya adalah es. Saya berbicara dengan salah seorang turis yang berada disitu mengatakan bahwa Niagara adalah memiliki kecantikan yang berbeda saat ini."
Â
Nisa   : "Tadi kamu bilang jalur penerbangan dihentikan. Apa benar begitu?"
Â
Firman : "Betul, Nis. Â Bandara-bandara di wilayah itu sangat sepi. Beberapa pekerja mencoba memanaskan mesin pesawat terbang, namun bunyinya tidak stabil. Akhirnya mesin pun dimatikan. Taka da jalur penerbangan saat itu dikarenakan cuaca dingin yang sangat ekstrim."
Â
Nisa   : "Geliat perekonomian di Negara Paman Sam itu stabil?"