Mohon tunggu...
Ahmad Mutawakkil Syarif
Ahmad Mutawakkil Syarif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Just a kid from Cendrawasih, Makassar

Hidup adalah seni menggambar tanpa penghapus

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Kecelakaan di Dekat Palang Kereta Api

7 Desember 2024   01:20 Diperbarui: 7 Desember 2024   18:55 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Judul. (Sumber: https://www.instagram.com/edansepurid/)

Namun nyatanya, berbagai solusi tersebut masih tidak kunjung memberikan cahaya akan gelapnya tragedy kecelakaan di palang kereta api. Sebab seperti yang sudah dijelaskan diatas, masyarakat kita sudah terbiasa dengan budaya MELANGGAR.

Teguran dan sirine peringatan diabaikan, palang kereta pun diterobos. Jika sudah seperti ini, apakah masih logis jika hanya menyalahkan pemerintah saja? Tanpa berkaca pada diri sendiri?

Karena itu, sangatlah penting untuk menanamkan kesadaran dalam diri “jika saya nekat menerobos, maka probabilitas saya berada dalam bahaya sangatlah besar”, kesadaran diri inilah yang sangat penting. Yang kemudian menjadi dasar utama untuk menurunkan tingkat kecelakaan di palang kereta api.

Sebab semua upaya akan menjadi sia-sia jika tidak dimulai dari diri sendiri. Dengan menanamkan kesadaran diri, akan pentingnya menjaga keselamatan di jalan, terutama di palang kereta api, diharapkan angka kecelakaan di palang kereta api bisa menurun.

Tentu sebagai manusia yang sayang keluarga, anda tidak mau bukan ketika anda pulang yang terdengar justru isak-tangis bukan panggilan sayang dan seruan anak? Anda tidak mau pertemuan dengan keluarga sebelum berangkat kerja menjadi pertemuan yang terakhir bukan?

Anda tidak mau hal seperti itu terjadi bukan? Karena itu berhati-hatilah di jalan. Hilangkan kebiasaan menerobos rambu lalu-lintas serta bermain hp ketika berkendara. Dengan begitu anda tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga melindungi orang lain.

Karena perubahan dimulai dari diri kita sendiri. Sekian terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun