Mohon tunggu...
Ahmad Mursyidi
Ahmad Mursyidi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur, Khodimul Al Qur'an Metode Tilawati

Berusaha untuk lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penantian di Ujung Senja

21 November 2020   09:19 Diperbarui: 21 November 2020   09:25 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi yang cerah mentari pun tersenyum menampakkan kegembiraannya. Begitu juga Aldi bergegas mengeluarkan sepeda BMX nya berangkat sekolah ke sebuah SMA favorit di kota nya dengan raut wajah menggembirakan tersenyum tak peduli dengan lalu lalang kendaraan zaman now dengan angkuhnya melaju kencang seakan ingin mengajak sepeda BMX Aldi adu cepat layaknya motoGP di suatu sirkuit.

Hari ini adalah hari pertama Aldi duduk di bangku sekolah SMA favorit di kota nya. Pantasan saja Aldi begitu gembira bakalan dapat teman baru, gebetan baru (eh emang Aldi pernah pacaran, cinta terpendam kali).

Yups, benar sekali Aldi pernah menyukai seseorang cewek lebih tepatnya mencintai (cinta monyet? emang monyet pernah cinta-cintaan, mungkin haha) sewaktu duduk di bangku SMP, namanya Putri anak seorang pejabat yang terkenal kecantikannya sang primadona sekolah waktu itu.

Tapi Aldi tak bisa mengutarakan isi hatinya pada cewek idamannya tersebut padahal dilihat dari wajah ganteng, perawakan atletis tapi satu yang membuat Aldi tak pede hanya karena ia anak seorang kuli bangunan yang mengharapkan upah bila ada proyek bangunan.

Dengan langkah pasti Aldi memasuki sekolah barunya. Satu-satunya anak yang pakai sepeda di sekolah tersebut. 

Wajar, sekolah favorit tentu siswa siswinya pun anak keluarga menengah ke atas. Lantas, gimana bisa Aldi sekolah di SMA favorit yang sarana prasarananya super canggih dan lengkap terdapat berbagai arena olahraga yang berkualitas belum ditambah mutu pendidikan akreditasi A, segudang prestasi diukir siswa-siswi di berbagai ajang tingkat daerah, nasional bahkan internasional.

Aldi siswa berprestasi ketika duduk di bangku SMP. Ia selalu juara 1 di kelasnya bukan itu saja ia pernah juara satu Olimpiade Sains Nasional dan Juara 1 Silat Pekan Olahraga Pelajar tingkat Nasional. 

Dari sederet prestasi itulah sehingga ia mendapatkan beasiswa "siswa berprestasi" dari Kemendikbud dan Ia masuk ke SMA favorit di kotanya tersebut.

Ketika ia meletakkan sepedanya di parkir. Ada sekelompok siswa berkendaraan ninja memperhatikan gerak gerik Aldi. Itulah Geng "Ninja Community School (NCS)" salah satu geng besar terkenal yang disegani kalangan pelajar sekolah tersebut maupun sekolah lain, mereka suka tawuran dengan sekolah lain demi reputasi dan ambisi menguasai seluruh pelajar di kota tersebut. Geng ini di pimpin Andi salah seorang anak Penguasa terkenal. 

Salah satu dari mereka bertanya sambil mengejek 

"Hai gembel ngapain loe di sini?" sambil berkacak pinggang dengan menyeringai.

"Gue pengen sekolah." timpal Aldi

"Sekooolaaaah...!!! hahaha...serempak mereka menjawab sambil tertawa. Sedangkan sang ketua mereka hanya tersenyum.

Ketika Andi sang ketua NCS mau menghampirinya, tiba-tiba di kejauhan terdengar mobil Lamborghini melaju sangat kencang memasuki area sekolah. Semua mata tertuju kepada mobil hitam yang mahal tersebut. 

Tiba-tiba keluarlah dari mobil tersebut seorang cewek cantik jelita pakai baju SMA sepatu mahal terbaru warna pink. Semua terperanjat, termasuk Aldi ketika melihat cewek yang baru datang tersebut adalah pujaan hatinya cinta terpendam ia sewaktu SMP yaitu Putri anak seorang pejabat.

Mobil itu berhenti tepat di mana Aldi berdiri. Saat cewek itu keluar ia mengenali Aldi seraya mengulurkan tangan mungilnya yang putih sambil menyapa.

"Hai Aldi loe sekolah di sini juga yah? Hebat loe Aldi gue kagum ama loe. Selain mandiri pintar lagi."

Aldi tak bisa berkata-kata diam seribu bahasa, tubuhnya panas dingin berkeringatan perasaannya campur aduk tak karuan. Senang karena dapat berjabat tangan dan pujian, sedih karena tak bisa bicara sepatah katapun.

Melihat itu semua Andi sang ketua geng NCS menyuruh anak buahnya menjauh dari mereka berdua dan menghampiri Aldi seraya berkata.

"Siapa dia?" kata Andi menunjuk kepada Putri. 

Aldi masih terdiam kaku melihat kepergian Putri yang berjalan lenggak lenggok kaya artis model tampil di catwalk. Ia takjub seakan tak percaya apa yang terjadi barusan.

"Temen loe? atau saudara loe?" timpal Andi.

"Iya iya" Aldi terbata-bata terdiam seperti orang sedih. 

"teman satu sekolah waktu SMP" kata Aldi melanjutkan perkataannya.

"Oooooh teman satu sekolah" kata Andi.

"Boleh juga." kata Andi bergumam sendirian.

"Maksudnya?" kata Aldi 

"Ia cantik, bicaranya lemah lembut, ceria, tubuhnya bak gitar Spanyol sungguh sempurna." kata Andi sambil memandang Putri dari kejauhan kayanya tertarik.

Tiba-tiba saja muka Aldi berubah merah kaya di samber gledek perasaan cemburu menyelimuti hatinya, sekujur tubuhnya panas seakan ingin meledak andai saja ia berani meninju Andi. Tapi apalah daya ia siswa baru tak punya teman lagian bukan anggota geng manapun.

Sepulang sekolah Aldi dikejutkan dengan kematian ayahnya yang menjadi tulang punggung keluarganya.

Ia menangis sejadi-jadinya setelah bahagia dan senang ketemu pujaan hati di sekolah baru, tiba-tiba saja harus dihadapkan dengan kepergian ayahnya selama-lamanya menghadap sang Illahi.

Perasaan bingung, sedih menyelimuti hatinya. Sepeninggal ayahnya ia harus berbuat apa. Ia tak punya keterampilan apapun ditambah hanya lulusan SMP. Ibunya hanya wanita penerima upah mencuci pakaian, itupun kalau ada yang ingin minta cucikan pakaian, kalau tidak ada bagaimana untuk makan sehari-hari dan kebutuhan lainnya.

Sempat terbersit dalam hatinya ingin berhenti sekolah dan cari kerja. 

Dua hari sudah Aldi tak turun sekolah. Padahal sekolah baru berjalan seminggu. Putri sang pujaan hati sebenarnya menaruh hati kepada Aldi sejak pandangan pertama beberapa tahun lalu ketika mereka duduk di bangku SMP. Tetapi baginya seorang cewek tak pantas mengutarakan isi hatinya kepada lelaki manapun termasuk Aldi.

Kebetulan Aldi satu kelas dengan Putri. Dua hari Putri tak melihat Aldi di kelas. Membuat ia penasaran, sehingga setelah pulang sekolah ia memutuskan ingin menjenguk Aldi di kediamannya.

Di tengah jalan ia melihat sosok seseorang yang selama ini dikaguminya, Aldi sedang berkerja jadi kuli bangunan.

Saat Putri keluar dari mobilnya, Aldi melihat langsung berlari ke arah belakang bangunan itu dan tak dapat dikejar oleh Putri. Lalu Putri memutuskan mendatangi rumah kontrakan Aldi tetapi kata pak kontrakan ia sudah 2 hari pindah dari kontrakan itu dan tak tahu entah pindah ke mana.

Ternyata Aldi berhenti sekolah di SMA favorit tersebut dan ia berkerja jadi kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Suatu hari Aldi melintas di suatu tempat yang sejuk di pinggiran kota. Ia melihat orang-orang lalu lalang memakai peci dan sarung sambil memangku kitab di dada menuju ke sebuah gedung yang besar seperti sebuah sekolahan. Itulah Pondok Pesantren Diniyah terkenal yang ada di kotanya melahirkan ribuan ulama terkenal di seantero negeri.

Pemandangan itu menggetarkan hatinya dan membuat ia penasaran, apa dan seperti apa pembelajarannya? Meskipun Aldi waktu kecil pernah masuk TK Al Quran dan memakai sarung dan peci ke Masjid tetapi hanya untuk sholat bukan belajar membawa kitab.

Suatu hari Aldi menyelinap masuk ketika pintu pagar masih terbuka dan penjaganya lengah. Di dalam Ponpes Aldi mengintip ke setiap ruangan kelas. Ia melihat para santri dengan khusuk mendengarkan dan mendhobit apa yang di baca Ustadznya. Sesekali Ustadznya menulis ke papan tulis dengan tulisan Arab mengi'rab pelajaran Nahwu. Lalu Aldi berjalan lagi merunduk ke kelas sebelahnya dan mendengar para santri mentashrif pelajaran sharaf dengan irama indah. 

Ada ketertarikan di hatinya untuk ikut mempelajarinya tetapi hati kecilnya berkata bagaimana bisa ikut belajar, ia tak punya ongkos. Untuk kebutuhan sehari-hari saja pas-pasan. Apalagi ketika ia mendengar ustadznya menerangkan hadist keutamaan dan wajibnya menuntut ilmu agama. Hatinya semakin berkecamuk ingin ikut belajar.

"Thalibul ilmi faridhatun 'ala kulli muslimin wal muslimat." artinya "Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan."

"Wainnal malaaikata latadha'u ajnihatahaa ridhaan lithaalibil 'ilmi." artinya "Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridha pada penuntut ilmu." (HR. Abu Daud, no. 3641; Ibnu Majah, no. 223. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Lalu Ustadznya menjelaskan "Arti hadits tersebut kata para ulama, para malaikat itu merendahkan diri di hadapan penuntut ilmu dan menaruh hormat padanya. Ada ulama pula yang mengungkapkan bahwa yang dimaksud adalah malaikat itu mendoakan para penuntut ilmu karena membentangkan sayap sama seperti membentangkan tangan untuk berdo’a. Sebab sayap burung adalah ibarat tangan pada kita. Lihat pembahasan Abul ‘Abbas Al-Qurthubi dalam Al-Mufhim Asykala min Talkhis Kitab Muslim.

Ketika ia mengendap-ngendap kakak pembina sedang patroli. Lalu ia di bawa ke kantor diinterogasi dikira salah satu santri di Ponpes tersebut.

"Kenapa kamu membolos?" Kata Kakak pembina dihadapan para Ustadz dan Pimpinan Pondok. 

Lalu ia menjelaskan bahwa bukan santri di Ponpes tersebut. Ia hanya kuli bangunan yang putus sekolah SMA dikarenakan ayahnya meninggal dan secara kebetulan lewat muka Ponpes kemudian ada rasa tertarik melihat para santri memangku kitab dan suatu ketika pintu terbuka dan penjaga Ponpes lengah ia menyelinap masuk, ketika melihat dan mendengarkan para santri belajar ia semakin tertarik tetapi hari kecilnya berkata tak ada daya dan upaya karena tak punya ongkos untuk ikut belajar.

Mendengar penuturannya yang tulus pimpinan Ponpes, semua ustadz dan yang hadir di situ terharu. 

Lalu mereka bermusyawarah dan memutuskan Aldi sekolah di Ponpes tersebut dengan syarat ia harus jadi tukang kebersihan.

Singkat cerita Aldi sudah mondok 3 tahun di Ponpes tersebut. Pahit manisnya ia lalui dengan penuh kesabaran. 

Suatu hari terjadi kekacauan di luar Ponpes. Semua yang ada di dalam Ponpes pun keluar untuk melihat apa yang terjadi di luar.

Ternyata yang membuat kekacauan adalah Andi dengan anak buahnya sang ketua geng NCS sewaktu Aldi sekolah umum dulu. Tapi sekarang geng itu sudah ganti nama seiring mereka lolos SMA dengan semakin bertambah anggotanya dengan nama baru "The King of Ninja."

Kenapa Andi beserta anak buahnya membuat keributan di luar Ponpes tersebut. Ternyata ada salah seorang santri yang jago silat melawan dan lolos dari kejaran anak buahnya ketika mereka meminta uang kepada santri yang ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar.

"Hei kalian semua...!!! gue nantang duel siapa yang berani maju" Kata Andi.

"Andai gue kalah, kami gak akan ganggu kalian tapi andai gue yang menang, kalian harus bayar upeti, hahaha." kata Andi sambil ketawa diiringi tawa anak buahnya semua.

Majulah santri yang tadi lolos dari kejaran anak buah Andi. Terjadilah duel seru yang berimbang tetapi beberapa menit kemudian santri tersebut dapat dikalahkan Andi.

"Hahaha ayo siapa lagi yang berani maju biar gue tendang pantatnya." Kata Andi.

Majulah satu persatu jagoan silat Ponpes tersebut tetapi Andi bukan tandingan mereka, satu persatu dapat dikalahkan Andi.

Para santri tampak gelisah, maka majulah salah seorang guru tetapi di halangi oleh Aldi.

Melihat Aldi maju terkejutlah Andi. Ia mengenali Aldi sang Juara Silat Pekan Olahraga Pelajar tingkat Nasional. 

Terjadilah jual beli serangan antara Aldi versus Andi. Aldi kena tendangan di perut ia terpental beberapa meter dari Andi. Semua santri terutama santriwati terperangah dan menyemangati Andi.

"Huh segitu aja kah kemampuan loe yang katanya juara Popda?" Kata Andi mengejek.

Aldi bangkit dan mulai mengatur nafasnya. Terjadilah duel hebat yang silih berganti kena pukulan. Pada satu kesempatan Aldi melancarkan serangan loncatan tendangan berputar dan mengenai pipi Andi di lanjutkan tendangan samping tepat mengenai dada Andi sehingga terpental beberapa meter dan terbaring tidak bisa lagi bangun. 

Dibangkit oleh anak buahnya seraya mereka menunjuk-nunjuk dengan telunjuk kepada para santri sambil berkata

"Awas kalian, kami akan datang lagi untuk membalas."

Bersamaan dengan itu Aldi diangkat oleh beberapa orang santri dielukan bak pahlawan.

Sore berlalu magrib hampir tiba, beberapa santri bersiap-siap untuk melaksanakan sholat magrib. Di kejauhan Andi berencana memasuki Ponpes tersebut dengan cara memanjat pagar yang berada di belakang asrama putri untuk menemui salah seorang santriwati yang memikat hatinya paling cantik di Ponpes tersebut bernama Aisyah. Ia melihat ketika duel dengan Aldi kemarin.

Magrib telah usai para santri/wati mengambil tempat masing-masing untuk mengikuti pengajian kitab dari Ustadz Zainuddin. Sebelum pengajian di mulai biasanya di mulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Quran. 

Aldi berhasil memanjat pagar dan ketika ingin memasuki asrama santriwati ia mendengar ayat-ayat suci Al Quran, tubuhnya bergetar hatinya luluh, ada kesejukan menyelimuti sanubarinya.

Keesokan harinya Aldi datang dengan Ninja seorang diri. Semua yang ada di Ponpes pun sontak terkejut dan bergegas keluar bersiap-siap menghadapi sesuatu hal terjadi.

"Gue dateng ke sini bukan untuk permusuhan tapi izinkanlah gue jadi santri Ponpes ini."

Semua santri yang hadir di bubarkan. Ia dipersilakan ke kantor dan menceritakan semua sehingga ia mendapatkan hidayah ingin mondok.

Singkat cerita Andi pun berhasil mempersunting Aisyah sang primadona Ponpes yang terkenal pintar dan kecantikannya. Meskipun banyak halangan dan rintangan karena Aisyah adalah putri pimpinan Ponpes. Tetapi jodoh tidak ke mana berkat doa dan kegigihan usaha Andi, Allah menjodohkannya.

Kebetulan Kaum Musholla dekat kontrakannya tidak jauh dari Ponpesnya ada kekosongan karena Kaum terdahulu sudah lolos Ponpes dan pulang kampung. Aldi disuruh menjadi Kaum oleh Pengelola Musholla. Karena tugasnya hanya membersihkan ruangan dan sekitarnya serta jadi imam dan azan maka tidak menyulitkan bagi Aldi untuk tetap sekolah di Ponpes tersebut. 

Musholla ini berada di pinggir jalan umum sehingga yang sholat bukan saja masyarakat sekitar tetapi banyak juga orang luar yang singgah seperti hari itu ada seorang wanita cantik yang singgah sekedar duduk menghilangkan lelah sesaat sambil menunggu azan berkumandang.

Di lihat dari penampilan ia seperti orang kaya dengan kemeja setelan long pants hijau matang dengan sedikit kerutan di bagian lengan dan kaki ditambah hijab ornamen floral dipadukan dengan tas dan heels hitam dan datang dengan mobil Honda Brio RS.

Ketika itu Aldi ingin membersihkan ruangan dan siap-siap ingin azan karena tinggal 10 menit lagi sampai waktunya. 

Ia mengambil sapu dan mulai menyapu ketika ingin menyapu di bagian pelataran yang biasanya di penuhi kaum hawa, Aldi terkejut melihat seorang wanita cantik sedang duduk termenung. Aldi menghampirinya serta permisi ingin bertanya.

"Permisi mbak !"

"Ia" kata wanita itu sambil menoleh kepada Aldi.

"Boleh saya bertanya?" seketika itu dua sejoli itu beradu pandang dan sama-sama terkejut.

"Aldi" kata Putri

"Putri" kata Aldi juga

"Kemana Aja lho Di setelah bokap lho meninggal?" Aldi terdiam sesaat

"Gue ketika itu syok, frustasi dan bingung." Timpal Aldi

"Tau gak Di gue ketika itu mencari loe kemana-mana gak ketemu, hingga gue lihat loe kerja jadi kuli bangunan dan ingin memberi loe semangat tapi loe menghindar dari gue." Kata Putri.

"Gue bingung Put, antara frustasi, sedih dan malu bertemu loe membaur jadi satu." Kata Aldi.

"Ngapain loe malu ama gue, loe pinter murid berprestasi, jago silat, ganteng lagi." Puji Putri.

"Entahlah." Kata Aldi

"Setelah gak sekolah di SMA favorit itu lagi loe kemana Di?" Kata Putri

"Gue pindah ke sini dan mondok di Ponpes itu." sambil Aldi menunjuk ke gedung Ponpes yang asri menyejukkan tidak jauh dari kontrakannya.

"Hebat loe Di, gue salut atas perjuangan hidup loe." seraya tertunduk dan menoleh ke Aldi yang sedari tadi tidak lepas memandang Putri.

"Put sedari SMP hingga sekarang gue cinta loe tapi gue dulu gak pede tuk mengatakannya." kata Aldi dengan pedenya.

Sambil tersenyum malu Putri membalas tatapan Aldi dan berkata.

"Sekarang udah pede?  Udah berani mengatakan cinta." Kata Putri

"Yah begitulah" Kata Aldi

"Gimana Put? bersedia kah loe jadi permaisuri hidupku." Dengan berani dan pedenya Aldi menyatakan cinta dan ingin mempersunting Putri.

"Gue pikir-pikir dulu." Kata Putri sambil tersipu malu dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Apa loe nolak gue." Kata Aldi

"Gue terima loe." Kata Putri

Aldi pun meloncat-loncat kegirangan ingin memeluk Putri tapi ditarik oleh teman-temannya yang kebetulan hari itu mereka jalan-jalan ingin menenguk Aldi di Musholla dan bertepatan azan berkumandang yang dikumandangkan Andi yang kebetulan juga ada di situ.

Akhirnya penantian tertunda bertahun-tahun itu berakhir di ujung senja dengan kebahagian.

  TAMAT

Semua kejadian, tempat dan nama hanya fiktif belaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun