Terdapat beberapa rahasia tawaf yang dapat kita petik. Pertama, tawaf merupakan bentuk penyerahan diri secara total kepada Allah Swt mengikuti model penyerahan diri bumi, matahari, dan bulan yang patuh mengikuti aturan Allah Swt berputar pada garis orbitnya. Kedua, membimbing manusia bahwa tawaf, berkeliling mengitari rumah Allah Swt, menumbuhkan kesadaran bahwa manusia membutuhkan Allah Swt. Dengan tawaf, manusia berjihad agar dekat dan berjumpa dengan Allah Swt. Ketiga, menyadarkan manusia bahwa dirinya merupakan bagian dari semesta alam yang secara sunatullah aslama, patuh dan berserah sepenuhnya kepada Allah Swt, baik dengan sadar maupun terpaksa.
- Rahasia Sai
        Sesungguhnya, Safa dan Marwa itu termasuk di antara syiar Allah Swt. Maka barang siapa berhaji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak bersalah baginya untuk sai di antara keduanya." Kata sai secara bahasa berarti usaha, langkah, atau berjalan cepat. Sai merupakan isyarat bahwa manusia perlu berusaha, melangkah, dan berjuang untuk menjadi tamu Allah, dekat dengan-Nya, dan berjumpa dengan-Nya (di rumah Allah Swt).
Esensi ibadah adalah melepas ego dan keakuan dengan mematuhi aturan Allah Swt dan berserah lahir batin kepada-Nya secara total. Dengan bersai di antara Safa dan Marwa sesuai aturan, berarti mengikuti diklat untuk melepas ego agar diterima menjadi tamu Allah Swt Etos perjuangan ini diharapkan membentuk karakter orang beriman yang pernah menunaikan ibadah haji atau umrah guna merasakan pendidikan spiritual untuk melepas ego dan mendidik penyerahan diri secara total kepada-Nya agar diterima menjadi tamu Allah Swt dan menjadi sahabat serta kekasih-Nya.
- Rahasia Wukuf di Arafah
        Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, al-hajju 'arafatun (berhaji adalah wukuf di Arafah). kata wuquf secara bahasa berarti berhenti, diam, atau berdiri. Dalam ibadah haji, wukuf adalah berada di Arafah sejak zuhur pada tanggal 9 Zulhijah hingga subuh pada tanggal 10 Zulhijjah dengan niat wukuf, atau setidaknya hingga terbenam matahari. Wukuf adalah takhalli, yaitu mengosongkan pikiran, perasaan, dan kesadaran dari selain Allah Swt dengan diam dan berhenti dari segala aktivitas dan duduk bersimpuh di hadapan Allah Swt. Dalam wukuf, kita bermunajat serta berzikir secara lisan dan kalbu dengan menghubungkan pikiran, rasa, dan kesadaran kepada Allah Swt semata. Wukuf adalah murqabah dan muhasabah, yaitu melihat diri sendiri dengan jujur, lalu menghitung dan merasakan kekurangannya. Ucapkan di hadapan Allah Swt dengan tulus permohonan ampun dari segala dosa, bulatkan tekad untuk lebih baik, dan memohon bimbingan agar hidup istiqamah mudawamah dalam iman dan takwa. Ketika wukuf, Allah membuka hijab dan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Para malaikat turun ke bumi untuk mengaminkan doa-doa hamba.
Kesimpulannya Islam adalah agama yang memadukan syariah dan akhlak (tasawuf) di atas landasan akidah. Pada diri Rasulullah Saw. integrasi tersebut tercermin pada sikap beliau yang konsisten mematuhi syariah dalam kehidupan pribadi dan sosial (ibadah dan muamala Syariat adalah perintah-perintah yang Allah swt memerintahkannya, dan larangan-larangan yang Allah melarang untuk melakukannya. Seperti misalnya perintah untuk shalat, berpuasa, dan larangan untuk membunuh. Sebagai umat Muslim, kita wajib melaksanakan syariat ini dengan sepenuh hati.
Sedangkan tasawuf adalah ilmu yang mengajarkan tentang cara menyucikan jiwa dan menjernihkan akhlak serta membangun lahir dan batin untuk mencapai ketenangan abadi. dapat disimpulkan bahwa keduanya merupakan cabang ilmu yang tidak bisa dipisahkan. Saat menjalankan Syariah (perintah Allah) diperlupan akhlak dan batin yang bersih agar tidak merusak eksistensi ibadah.
Sumber Ismail, A. U. (2023). Kuliah Akhlak Tasawuf. PT Bumi Aksara.
Rahman, Abd. (2021). Hakikat Ilmu Tasawuf. CV KAAFFAH LEARNING CENTER
Nurhayati. (2018). FIQH DAN USHUL FIQH. PRENADAMEDIA GROUP
Khan, Saniyasnain. (2013). Ibadah Haji Agar Kita Memahami Secara Tepat. Penerbit MARJA
Penulis: Â Dr. Canra Krisna Jaya, MA.Hum