Mohon tunggu...
Ahmad Mujiyarto
Ahmad Mujiyarto Mohon Tunggu... Guru - sedang belajar

Hanya seorang yang belajar menjadi Guru SD yang Baik dan Benar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nak, Berbahagialah Jadi Orang yang Miskin

30 Maret 2012   14:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:14 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit tengah melukis awan yang kemerahan di ujung barat,melukiskan pesona keindahan yang begitu menawan.Kilatan cahayanya seolah tumpah di permukaan air laut yang tengah tenang tak beriak.Di dermaga kesunyian itu lelaki kurus kering tengah menorehkan impiannya,melukiskan kehidupannya di tengah berjuta kenyataan yang tengah datang menghimpitnya.Semenjak kepergian ayahnya untuk selama-lamanya,dia dan keluarga kecilnya harus mencoba bertahan agar bisa menjalani hidup yang masih panjang yang harus dia lewati.

"Oh..Malangkah Nasibku...?"

Di putus oleh tajamnya pisau dunia,di injak-injak oleh kaki dunia yang gagah penuh kuasa..di paksa tunduk tak berdaya pada kerlingan airmata duka.

Kurus ceking badannya berbalut kulit,hitam mengering..di biaskan cahaya matahari senja.Lelaki itu tengah mengukir kepayahan hidupnya ketika usai maghrib kala itu,di dalam dunia lamunannya dengan berjuta keindahan tiada batasnya.

"den....den Rony,ayo bangun den....!!bibi sudah siapkan air hangat untuk aden,segeralah aden mandi!"suruh bi tum,pembantunya"

"Iya bi terima kasih banyak"

"sama-sama den,oh iya setelah mandi bibi juga sudah siapkan makanan kesukaan aden,Ibu sudah menunggu aden di ruang makan dari tadi..."

Di ruang makan,Ibu yang telah tergaris keriput wajahnya tengah menunggu anak semata wayangnya selesai mandi,sambil memandangi makanan yang serba enak terpampang di hadapannya,sudah lama rasanya dan bertahun-tahun ia dan anaknya tidak menikmati hidangan sebanyak dan seenak ini..

Ini tak lain karena hasil jerih kedua tangannya dalam membesarkan anak semata wayangnya,yang telah sukses merajai belantara dunia dengan kebijakan bisnisnya...

"ah andai saja,di sekelilingku ada banyak anak,pasti aku akan tambah bahagia,tapi.....ah...sudahlah,memang Tuhan telah menentukan ini semua..."lamunan sang Ibu,yang mulai merasakan kesepian dalam hidupnya.

Selesai mandi Ronny dan Ibunya segera menyatap makan malam yang penuh dengan kemewahan..meski Cuma berdua mereka tetap merasakan keramaian dan kebahagiaan tertuang dalam canda-tawa ringan yang mereka lakukan di sela-sela makan.

***

Jam dinding telah menunjukkan angka 19:00,"ah...rasanya cepat sekali waktu beranjak..."

Ronny terbangun dari mimpinya,ah ternyata hanya mimpi penghibur saja.,semenjak habis maghrib tadi karena kecapaian bekerja siang hari,dia langsung merebahkan dirinya dan aneh,mimpi itu mendatanginya....biasanya mimpi itu datang saat malam,atau pagi...ini,rasa-rasanya seolah nyata,tapi yang jelas dimana-mana mimpi tak mengenal waktu semaunya dia datang mimpi adalah kembangnya orang tidur.

Selanjutnya rony bergegas mengambil air wudhu dan segera menuju mushola,satu dua azan masih terdengar sayu,bahkan sebagian sudah ada yang mengumandangkan Iqomat,tanda sholat telah didirikan.Rony lebih memilih sholat di mushola dekat dengan rumahnya,sebetulnya jamaahnya tidak ada,tapi jika tidak dia dan ibunya yang memakmurkannya lantas siapa lagi,sayang sudah terlalu banyak mushola di kampungnya,tapi sekali lagi yang mengisinya hanya segelintir manusia,yang umumnya sudah berbau tanah yang sudah tua dan tinggal menunggu waktunya.Tapi itu pun masih baik ketimbang ada sebagian orang tua,kakek2 renta yang tak jua sadar dan bertaubat tetap saja membuat dosa dan kekacauan yang mengakibatkan ketidak tenangan warga di sekitarnya.

Waktu demikian cepat berputar,masa-masa kecil sekejap hilang tergantikan masa-masa remaja,masa remaja tak lama segera tergilas masa dewasa dan berkeluarga,masa-masa kebersamaan keluarga juga terasa begitu cepat berlalu tergantikan masa-masa tua dan menunggu..yach hidup memang hanya menunggu,tinggal bagaiamanakah kita mampu memanfaatkan waktu yang sejatinya hanya menunggu itu agar menjadi ladang amal dan kebaikan yang akan menyelamatkan kita dari perhitungan dan penghisabpan kelak.

***

"Ron,kamu sudah dewasa dan sudah lulus dari SMA,apa rencanamu,kamu tidak selamanya disini??"obrolan hangat yang dimuali oleh ibunya rony,sambil mengeruk nasi dari periuk,sisa nasi td siang yang masih belum habis.

"Entahlah mak,maunya sih rony mau kejakarta,"sambil mengambil tumpukan piring membantu ibunya menyiapkan makan malam seadanya.

"lha emak gimana..?,nanti siapa yang akan bantu mak menggembalakan kambing,mencarikan kayu bakar?"

Dengan sedikit nafas yang tertahan,dan dihembuskan dengan endusan yang panjang.

"rony,ndak usah mikir emak,yang penting rony bisa mewujudkan apa yang menjadi cita-cita rony,emak sepenuhnya mendukung apa yang rony putuskan,Insyaallah emak masih kuat kalau hanya untuk mengembala kambing dan cari kayu,yang penting anak emak satu-satunya ini bisa bahagia mendapatkan apa yang dia cita-citakan"

"Mak,rony khawatir..kalau rony pergi,tidak lagi ada yang bisa mak ajak bicara,mak minta bantuannya supaya ngerikin mak kalau sedang masuk angin,nggak ada yang diajak sambat ketika mak sakit,dan nggak ada yang mijitin mak,ketika mak kecapaian,membawa kayu bakar dari tegalan..apalagi budhe mar,budhe nah juga sudah sama-sama tua dan janda,sering sakit-sakitan lagi,pasti mereka sibuk dengan urusannya sendiri."rony menjelaskan dengan suara yng serak-serak sambil dengan air menggenang di pelupuk matanya.

"Wes to,ndak usah mikir..mak'e itu masih kuat,kalau hanya begitu...tapi kamu itu juga mesti punya cita-cita dan langkahmu masih panjang...percayalah le... emak bakalan kuat..menghadapi ini semua."dengan nada yang serak tercekat,Ibu Sumi'ah tidak mampu menahan gejolak dalam hatinya,terlihat air bening menggenang dan menunggu ditumpahkan dipipi yang sudah keriput tidak rata,kulit tuanya yang sudah berlipat-lipat.

Ada haru yang menyusup di tengah-tengah keluarga kecil itu,memang setelah kepergian tulang punggungnya 3 tahun lalu,keluarga itu kini harus bekerja keras,ibunya rony kadang menjadi buruh tandur(menanam bibit padi di sawah),masih untung ada yang mau mempekerjakan tenaga setua dia,umurnya yang sudah lebih dari setengah abad,juga sering di dera sakit mulai dari masuk angin,encok,asam urat,nyeri persendian dan macam-macam penyakit karena umur yang sudah tua.

Tapi begitulah kehidupan sisi-sisinya adalah kenyataan yang harus dihadapi dan dibutuhkan hati yang kuat dan tegar untuk menjalani kenyataan itu baik yang terlalu pahit atau terlalu bahagia sekalipun.Karena semuanya sudah merupakan jatah takdir yang harus di jalani manusia sebagai makhluk yang lemah dan tak berdaya,yang tunduk terhadap ketentuan Allah Tuhan yang Maha Berkehendak dengan keadilanNya.

"Ron,selama kamu dijakarta harus hati-hati ya..jangan neko-neko,jakarta itu semuanya ada."pesan ibunya rony kepada anak sematawayangnya.

"iya,pasti mak..ronny akan menjaga diri,rony tidak akan mengecewakan emak."

"ya sudah,tadi emak sudah buatkan arem-arem buat dimakan dijalan..pasti kalau jajan di perjalanan akan mahal bayarannya."sambil beranjak meninggalkan rony dan menuju dapur dengan membawa kantong kresek hitam berisi arem-arem

"ya mak,terima kasih banyak.. kok mesti repot-repot"

"ndak apa-apa untuk anak satu-satunya emak,yang sangat mak sayangi...oh ya le,jam berapa berangkatnya?"sambil memasukkan sebungkus plastik itu kedalam tas cangklong milik anaknya yang sudah sobek bagian atasnya..dan sudah banyak bekas jahitannya.

"sebentar lagi mak.."jawab rony

"Ron..sebentar lagi kamu akan pergi meninggalkan emak.,emak minta maaf ya jika ndak bisa berbuat yang lebih untuk kamu.."dengan matanya yang berkaca-kaca

"sssttt...emak ngomong apa to.,justru emak itu yang sudah memberikan yang terbaik untuk rony,seharusnya rony yang minta maaf jika tidak bisa memberikan balasan yang terbaik kepada emak.selama ini rony sudah bisa sekolah sampai lulus SMA kalau bukan emak,siapa yang akan membuat rony seperti ini mak..?"sambil mengambil tangan ibunya dan di tarulah di kepalanya.

"emak,tangan inilah yang telah membesarkan rony sampai sekarang ini,dan tangan inilah yang telah menyekolahkan rony,tangan inilah yang telah mendidik rony hingga rony tahu mana yang baik dan mana yang benar, jika tanpa tangan ini rony bukanlah apa-apa."

"ron,emak yakin dan berdoa rony akan mendapatkan apapun yang rony cita-citakan.."air bening itu tak mampu lagi terbendung dari matanya yang sudah mulai rabun termakan usia..dan meledaklah tangis seorang ibu,yang sudah kehilangan pendamping hidupnya dan kini sebentar lagi akan kehilangan putra kesayanganya..putra satu-satunya yang menjadi sandaran dan tumpuan hidupnya,yang selalu berusaha berjuang,berkorban demi bertahannya dia dan anaknya tercinta..air mata ibu mana yang tidak akan tumpah ketika melihat anak satu-satunya yang dia sayangi akan pergi meninggalkannya dalam waktu yang lama,dan tidak tahu kapankah dia akan kembali...

Seorang ibu yang sudah tua,keriput kulitnya,sebagian anggota badannya telah mulai terjadi penurunan keaktifan bergerak.

Setelah mengambil tangan ibunya lalu menciumnya,kemudian rony mengecup kening ibunya,yang sudah terlihat jelas garis-garis kulitnya..perasaan haru yang sangat menyentuh.

Setelah berpamitan rony,segera beranjak meninggalkan gubuk tua itu,rumah gubuk peninggalan ayahnya tercinta.Langit senja dan lelaki kurus kering yang mencoba mengadu nasib di belantara dunia..Entah diwaktu kapankah ia akan kembali menginjakkan kakinya di tanah ini kembali.Tanah yang telah membuatnya sebesar ini,tanah di pesisir pantai gunung kidul,jogjakarta.Tanah yang gersang berkapur,kering tandus dan miskin pangan,tapi hidup memang adalah pilihan..

Ijazah lusuhnya SMA N 1 Gunung Kidul,menyuratkan harapan akan kehidupan yang lebih baik.

"Nak, berbahagialah engkau karena menjadi anak orang miskin, karena dengannya engkau akan tahu bagaimana rasanya menjadi orang yang kaya.."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun