"sssttt...emak ngomong apa to.,justru emak itu yang sudah memberikan yang terbaik untuk rony,seharusnya rony yang minta maaf jika tidak bisa memberikan balasan yang terbaik kepada emak.selama ini rony sudah bisa sekolah sampai lulus SMA kalau bukan emak,siapa yang akan membuat rony seperti ini mak..?"sambil mengambil tangan ibunya dan di tarulah di kepalanya.
"emak,tangan inilah yang telah membesarkan rony sampai sekarang ini,dan tangan inilah yang telah menyekolahkan rony,tangan inilah yang telah mendidik rony hingga rony tahu mana yang baik dan mana yang benar, jika tanpa tangan ini rony bukanlah apa-apa."
"ron,emak yakin dan berdoa rony akan mendapatkan apapun yang rony cita-citakan.."air bening itu tak mampu lagi terbendung dari matanya yang sudah mulai rabun termakan usia..dan meledaklah tangis seorang ibu,yang sudah kehilangan pendamping hidupnya dan kini sebentar lagi akan kehilangan putra kesayanganya..putra satu-satunya yang menjadi sandaran dan tumpuan hidupnya,yang selalu berusaha berjuang,berkorban demi bertahannya dia dan anaknya tercinta..air mata ibu mana yang tidak akan tumpah ketika melihat anak satu-satunya yang dia sayangi akan pergi meninggalkannya dalam waktu yang lama,dan tidak tahu kapankah dia akan kembali...
Seorang ibu yang sudah tua,keriput kulitnya,sebagian anggota badannya telah mulai terjadi penurunan keaktifan bergerak.
Setelah mengambil tangan ibunya lalu menciumnya,kemudian rony mengecup kening ibunya,yang sudah terlihat jelas garis-garis kulitnya..perasaan haru yang sangat menyentuh.
Setelah berpamitan rony,segera beranjak meninggalkan gubuk tua itu,rumah gubuk peninggalan ayahnya tercinta.Langit senja dan lelaki kurus kering yang mencoba mengadu nasib di belantara dunia..Entah diwaktu kapankah ia akan kembali menginjakkan kakinya di tanah ini kembali.Tanah yang telah membuatnya sebesar ini,tanah di pesisir pantai gunung kidul,jogjakarta.Tanah yang gersang berkapur,kering tandus dan miskin pangan,tapi hidup memang adalah pilihan..
Ijazah lusuhnya SMA N 1 Gunung Kidul,menyuratkan harapan akan kehidupan yang lebih baik.
"Nak, berbahagialah engkau karena menjadi anak orang miskin, karena dengannya engkau akan tahu bagaimana rasanya menjadi orang yang kaya.."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H