Mohon tunggu...
Ahmad Lutfi
Ahmad Lutfi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jurus Mabuk untuk Queen of The Battle

17 Februari 2017   13:20 Diperbarui: 17 Februari 2017   16:48 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum saya merangkai jurus mabuk yang dimaksud, saya ingin mengingatkan kita tentang catatan penting Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono.

Lulusan AKABRI tahun 1973 itu pernah mengikuti berbagai pendidikan militer di Amerika Serikat, termasuk Infantry Officer Advanced Course, di Fort Benning, Amerika Serikat, pada tahun 1982-1983.

Infantri ini adalah pasukan tempur darat yang utama, seorang infanteri harus memiliki kemampuan berkelahi, menembak, dan bertempur dalam segala medan dan cuaca. Itulah sebabnya, pasukan infanteri dikenal sebagai Queen of the Battle, karena tidak disebut sebuah pasukan menguasai wilayah, apabila belum diduduki oleh pasukan infanteri.

Susilo muda juga pernah mengikuti pelatihan Jungle Warfare School di Panama. Dalam pelatihan ini, SBY belajar bagaimana untuk berperang dan bertahan hidup dalam peperangan khususnya dalam hutan belantara.

Itu sebabnya, menurut saya pribadi, dibalik sikap ragunya yang sudah dikenal luas, SBY justru memiliki mental prajurit yang siap bertempur dengan berbagai perhitungan yang matang.

Kembali menyoal jurus mabuk. Saya ingin menyampaikan ketidaksinkronan kronologis Antasari yang membuat pengakuannya berbuah laporan polisi oleh politisi Partai Demokrat. Berikut ini adalah momen yang saling berkaitan dan menunjukkan keterangan di berbagai media itu sebagai jurus mabuk:

1. Aulia Pohan benar besan SBY. Setelah menjalani pemeriksaan 4 kali di KPK, Aulia Pohan ditahan pada tanggal 27 November 2008.

2. Antasari menyebutkan, dirinya didatangi utusan SBY pada bulan Maret 2009, meminta agar Aulia Pohan tidak ditahan.

Lantas mengapa tidak masuk akal?

Pertama, SBY saat itu adalah Presiden RI dengan Antasari sebagai Ketua KPK. Bila benar akan meminta pengamanan untuk Sang Besan, saya yakin SBY akan mencari jalannya sendiri.

SBY tentu memiliki die hard yang bersedia bekerja untuk melakukan hal-hal yang teramat sangat serius. Bila benar SBY mengutus orang seperti pengakuan Antasari, maka SBY telah mengabaikan prinsip kehati-hatian yang selama ini dia terapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun