Mohon tunggu...
Ahmad Jumadil
Ahmad Jumadil Mohon Tunggu... Administrasi - Fungsional Penata Kelola Pemilihan Umum dan Pemerhati Pemilu

Saya anak tertua dari dua bersaudara. Menjadi pelajar di Universitas Islam Bandung selama 4 tahun setengah sebelum memutuskan untuk pulang kampung dan bekerja di Jambi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Seandainya Bekerja sebagai PNS Itu Se-Asyik Bermain Game Online

20 Desember 2021   15:30 Diperbarui: 28 Desember 2021   22:30 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bermain game. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Main game itu memang bikin kecanduan. Kalo saja dalam melakukan pekerjaan dilingkungan pemerintah dirancang seperti bermain game sepertinya kinerja PNS akan lebih meningkat.

Baru-baru ini isu penggantian PNS dengan robot santer kembali. Padahal isu itu sempat merebak satu tahun yang lalu. Sebagian besar PNS mungkin sangat khawatir. Pekerjaan mereka akan hilang digantikan benda mati yang tak perlu di gaji. Tapi kok bagi saya ini berita menggembirakan ya.

Alasannya, karena saya masih yakin kalau saya sebagai PNS tidak akan dipecat hanya karena kedatangan seekor robot. Memecat PNS tidaklah segampang itu. Masih banyak PNS, khususnya di daerah terpencil, yang tidak di pecat meskipun pada faktanya jarang masuk kantor.

Kehadiran robot bagi saya akan membantu saya dalam melakukan pekerjaan. Nah, karena sebagian pekerjaan telah dikerjakan oleh robot, saya bisa santai sambil bermain game online. Hehe.

Dahulu (mungkin juga sampai sekarang) PNS terkenal suka bermain game di kantornya. Hal itu disebabkan PNS tidak ada pekerjaan harian. Atau, meskipun ada pekerjaan mereka biasa bermain game sambil kerja. Ada juga yang nyambi melakukan pelayanan.

Game yang identik PNS pada zaman dulu adalah solitaire, bounce atau zuma. Namun sekarang level game di kalangan PNS sudah berubah. Sekarang PNS banyak yang suka dengan game online. Apalagi sejak game online bisa di akses di smartphone. PNS yang bermain game di smartphone jarang sekali ketahuan. Karena smartphone lebih mudah di umpetin.

***

Beberapa hari yang lalu saat jam istirahat, saya mendapati teman sedang seru-serunya bercengkrama dengan telepon seluler nya. Saat saya dekati ternyata, rekan saya yang sesama PNS ini sedang bermain mobile legend. Ternyata solitaire udah ga jaman lagi ya.

Selain mobile legend ada juga rekan yang memainkan Asphalt 9 Legend dan Higgs Domino Island. Namun begitu perlu saya klarifikasi ya, rekan-rekan yang bermain game ini melakukannya di luar jam kantor. Beneran deh.

Melihat hal itu saya menilai kinerja PNS memang masih buruk. Apalagi ditambah kecanduan game online bisa membuat kinerja PNS bertambah buruk.

Sontak imajinasi saya terbang kemana-mana. Yang terbayangkan oleh saya bagaimana jika pola peningkatan kinerja PNS ini menyadur dari konsep dalam game online.

Kenapa game online?

Di lansir dari bisnis.com, CEO GGWP.id Ricky Setiawan mengatakan Indonesia memiliki 44,2 juta pemain game khususnya e-sport. Selain itu industri game online di Indonesia juga tumbuh positif .

Masih dari bisnis.com, berdasarkan data Forum Ekonomi Dunia (WEF), pasar video game dunia diperkirakan mencapai USD 159 miliar pada 2020 atau sekitar empat kali lipat pendapatan box office (USD 43 miliar pada 2019) dan tiga kali lipat pendapatan industri musik (USD 57 miliar pada 2019). Pangsa pasar terbesar berasal dari Asia-Pasifik.

Menjadi pemain game online (gamer) hari ini sudah menjadi cita-cita sebagian besar anak-anak. Bahkan di Jepang menjadi gamer adalah salah satu dari 10 cita-cita yang paling diinginkan anak-anak. Di negara sakura itu juga sudah ada sekolah untuk menjadi gamer profesional.

Terus, kenapa pemerintah harus menyadur sistem game online untuk PNS? Begini alasannya.

Biasanya, dalam sebuah game online untuk naik level kita dibebani dengan misi dan target. Mari kita contohkan dengan salah satu game yang banyak dimainkan teman-teman sekantor saya yaitu game Asphalt 9 Legends.

Asphalt 9 Legends adalah salah satu game balap mobil yang memiliki banyak penggemar di Indonesia dan juga diantara teman saya di kantor. Game ini terdiri dari beberapa level. Untuk naik level seorang pemain harus menyelesaikan misi.

Misi tersebut terdiri dari beberapa item. Diantaranya adalah misi musim, misi spesial, misi harian, misi multiplayer dan misi karir. Bagi pemain Asphalt 9 Legends untuk memiliki level terbaik harus menyelesaikan beberapa pilihan misi tersebut.

Hasil diskusi saya dengan teman yang merupakan pemain pro dari game Asphalt 9 ini, mereka termotivasi untuk bermain setiap hari karena misi dan target itu mengikat supaya game bisa berlanjut. Jika tidak diselesaikan maka game itu tidak dapat dilanjutkan ke misi selanjutnya.

Maka mau tidak mau para pemain yang suka permainan ini harus memainkan misi-misi tersebut. Ditambah lagi bonus-bonus di setiap misi yang berfungsi untuk meng-upgrade kendaraan yang akan digunakan dalam balapan. Secara otomatis para pemain akan kecanduan. Mereka juga mengatakan tidak akan melewatkan balapan di hari sabtu dan minggu karena bonusnya sangat bersar. Wah-wah.

Alasan tersebut diatas bagi saya sudah lebih dari cukup untuk diterapkan di pola peningkatan kinerja PNS. Jika pekerjaan PNS sama menariknya dengan memainkan sebuah game. Sudah pasti PNS akan sangat senang melakukannya. Bahkan PNS dengan suka rela mengorbankan hari libur mereka untuk bekerja. Yang penting misinnya jelas dan hasil alias bonus yang didapat juga jelas.

Nantinya dalam sistem yang saya bayangkan, PNS akan mengerjakan pekerjaan sebagai sebuah misi yang didalam misi itu ada bonus-bonus tertentu. Bonus-bonus ini yang menjadi ukuran naik atau turunnya level (bisa diartikan pangkat dan jabatan). Hal ini akan memancing PNS untuk bekerja lebih baik dan lebih rajin dari biasanya.

Lalu kenapa sih banyak orang suka dan kecanduan game online dan mengapa pula sistem ini cocok untuk para PNS?

Alasan pertama adalah game yang di desain tanpa akhir. Jika dahulu game dibuat dalam beberapa level hingga level yang paling atas maka game pun berakhir atau tamat.

Game jaman sekarang dirancang untuk tidak pernah selesai. Pada game online fokus kita adalah membuat diri kita pada hari ini lebih baik dari hari kemarin. Hal itu yang membuat para pemain merasa bahagia. Ketika mereka gagal di hari kemarin, maka mereka akan mencobanya kembali pada hari ini.

Kedua, alasan tantangan. Game online tidak hanya sekedar menjadi hiburan semata. Di dalam game, para gamer akan menemukan level yang beragam dengan tingkat skill yang juga beragam, hal ini menjadi daya tarik terbesar di dalam game.

Setiap orang akan membutuhkan skill tertentu untuk bisa menaklukkan level-level di dalam game, dan akan mendapatkan kepuasan sesaat setelah menaklukkan level tersebut.

Namun tidak hanya sampai disitu saja, sejumlah rasa penasaran juga akan hadir setelahnya, di mana yang bersangkutan akan begitu tertantang untuk mengalahkan level-level berikutnya.

Hal ini cocok sekali dengan karakter PNS yang selama ini dikenal malas dan suka menunda-nunda pekerjaan. Dengan membuat  mereka kecanduan, pekerjaan mereka akan kelar lebih cepat. Cara yang cerdik bukan?

***

Selain dengan cara itu, peningkatan kinerja PNS juga memerlukan fitur-fitur lain. Fitur tersebut merupakan sebuah atribut individual yang harus dimiliki seorang PNS untuk membantu pemerintah menilai kinerja mereka. Persis seperti yang ada dalam game sepak bola E-football dari EA Sport.

Begini fitur yang ada dalam bayangan saya.

Pertama dalam diri seorang PNS, pemerintah harus menyematkan fitur ability atau kemampuan. Sama seperti pemain sepakbola dalam game e-football, PNS harus memiliki ability.

Bila ability pemain sepak bola terdiri dari tendangan, umpan, kecepatan lari, serta sundulan, atribut kemampuan PNS bisa berupa kemampuan analisis, inovasi, kreatifitas, kecepatan menyelesaikan pekerjaan, ketelitian, efisiensi, efektifitas serta team work.

Kedua PNS haru punya rating atau peringkat. Dalam e-football jika seorang pemain bermain bagus maka akan mempengaruhi rating mereka. Rating itu lah yang menjadi dasar penentuan harga seorang pemain. Semakin bagus mainnya, semakin tinggi ratingnya maka semakin melonjak pula harga pemain bola.

Konsep ini bisa saja diterapkan bagi PNS. Untuk mendapat rating yang tinggi seorang PNS harus menyelesaikan target pekerjaannya dengan tepat waktu serta melakukan bekerja dengan baik. Dengan begitu rating mereka bisa menanjak naik. Namun, rating ini juga bisa turun jika PNS tidak dapat mencapai target atau bekerja dengan buruk.

Ketiga detail pekerjaan, waktu pelaksanaan dan target yang jelas. Sama seperti game e-football yang mempunyai fitur cup atau master league yang targetnya adalah juara dan merengkuh piala, PNS juga harus punya target. Target itu bisa berupa visi dan misi instansi yang harus dicapai baik dalam satu tahun maupun satu semester.

Begitulah kira-kira jika konsep game online jika diterapkan dalam pola peningkatan kinerja PNS. Tapi yang saya takutkan nanti PNS akan menjadi kecanduan dalam bekerja. Mereka akan mengejar bonus-bonus harian dan mingguan. Sampai-sampai weekend pun akan dipergunakan untuk bekerja mengejar bonus-bonus yang biasanya besar di hari-hari libur. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun