Tindakan rasis ini menyebabkan unjuk rasa di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya di Papua dan Papua Barat. Amukan massa tak terkendali. Rumah, pasar, kantor, hingga gedung DPRD pun berhasil dibakar massa.
Unjuk rasa yang terjadi juga membuat beberapa pihak kebingungan karena salah satu tuntutan demonstran adalah referendum Papua. Bahkan bendera Bintang Kejora pun lenggang berkibar di depan Istana Negara, Jakarta.
Namun inti dari itu semua adalah tindak rasialisme dan ketidakadilan atas suatu ras. Jika melihat apa yang telah terjadi dan apa yang sedang terjadi, seharusnya di Indonesia juga sudah ada yang mengadakan aksi yang sama. Momentum "Black Lives Matter" bisa dimanfaatkan untuk solidaritas atas perlakuan "kasus lokal" di Indonesia. Namun mungkin dikarenakan ihwal pandemi yang saat ini semakin mengganas di Indonesia, para aktivis dan masyarakat mengurungkan niat untuk menggelar aksi ini.
Namun momentum yang lebih besar bisa saja terjadi. Bukan sebuah kemustahilan mereka akan berkumpul untuk menyuarakan "Black Lives Matter" dan "Papuan Lives Matter", seiring dengan pelonggaran demi pelonggaran PSBB yang diterapkan di berbagai wilayah.
Tetapi jika di hari esok beberapa pihak ingin menggelar aksi solidaritas ini, tentunya mereka akan memanen kecaman dan ancaman. Di situasi pandemi seperti ini, berbagai hal menjadi krusial. Segala aktivitas sudah diatur dan disahkan sanksi bagi yang melanggarnya.
Dari aspek perizinan, tentunya aksi ini tidak akan mendapatkan izin. “Dilarang sama sekali apapun yang berkumpul dengan massa, termasuk kalau mau ada demo dalam pandemi apalagi soal ini, kami tidak akan izinkan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Yusri Yunus seperti dilansir CNNIndonesia.com, Sabtu (18/2020).
Jadi sebuah unjuk rasa secara langsung atas kasus ini sepertinya tidak akan dilakukan. Mereka akan terus bersuara, namun dengan cara yang berbeda.
Satu hal yang pasti, kita harus belajar atas apa yang terjadi, khususnya di Amerika. Negara maju yang warganya relatif lebih berkualitas dari Indonesia, juga negara yang sudah ratusan tahun merdeka, masih menyimpan bara rasialisme dan perlawanan. Tentunya kita semua tidak menginginkan apa yang terjadi di Amerika juga terjadi di negara tercinta kita ini.
-Salam Mimpi-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H