Mohon tunggu...
Ahmad Iqbal Athok Illah
Ahmad Iqbal Athok Illah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Pelajar SMAN 3 KOTA MOJOKERTO

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Arti Hidup

21 Oktober 2024   09:14 Diperbarui: 21 Oktober 2024   09:38 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah percakapan itu, kakek mengajak mereka untuk duduk di tepi sungai. "Hiduplah seperti air. Mengalir, tanpa terlalu banyak berpikir. Temukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil," nasihat kakek.

Dika merenung. "Tapi bagaimana jika kita salah arah?" tanyanya.

"Tidak ada arah yang benar atau salah. Yang penting adalah perjalanan itu sendiri," jawab kakek sambil tersenyum.

Mereka menghabiskan waktu berjam-jam mendengarkan cerita kakek tentang kehidupannya. Kakek itu menceritakan pengalamannya, kegagalan, dan bagaimana ia menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana.

"Sejak itu, kakek belajar bahwa kita tidak perlu mengerti segalanya untuk menikmati hidup. Kita hanya perlu merasakannya," tutup kakek dengan bijak.

Setelah kakek pergi, Dika dan Nia duduk diam di tepi sungai. Dika merasa hatinya lebih ringan. "Nia, aku merasa... aku bisa mulai memahami sedikit demi sedikit."

"Bagus! Kadang kita perlu mendengar dari orang lain untuk menemukan jawaban kita sendiri," jawab Nia, bersemangat.

---

Malam pun tiba, dan mereka memutuskan untuk pulang. Dika merasa bersemangat. "Aku ingin mulai menulis lagi. Mungkin aku bisa mengekspresikan apa yang kutemukan hari ini."

"Bisa jadi sebuah blog atau jurnal. Siapa tahu, banyak orang yang juga mencari jawaban yang sama," Nia mendorong.

Keesokan harinya, Dika mulai menulis. Setiap kata yang ia tulis terasa seperti langkah kecil menuju pemahaman. "Kehidupan bukan tentang menemukan jawaban, tapi tentang merayakan perjalanan," tulisnya dalam jurnalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun