Definisi dan Arti
Manajemen strategis adalah proses menilai perusahaan dan lingkungannya untuk memenuhi tujuan jangka panjang perusahaan dalam beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui manipulasi peluang dan pengurangan ancaman. Selanjutnya, proses ini memerlukan evaluasi yang cermat terhadap lingkungan perusahaan sebelum membuat keputusan manajerial dan mengambil tindakan. Proses ini menghasilkan perumusan dan implementasi strategi yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi. Definisi lain dari manajemen strategis adalah sebagai berikut:
* Higgins dan Vincze: "proses mengelola pengejaran misi organisasi sambil mengelola hubungan organisasi dengan lingkungannya, terutama yang berkaitan dengan pemangku kepentingan lingkungannya: konstituen utama dalam lingkungan internal dan eksternalnya terpengaruh oleh tindakannya."
* Harvey: "proses merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi strategi bisnis untuk mencapai tujuan masa depan."
* Pearce: "serangkaian keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi strategi yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi."
* Chandler: "penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang dasar dari suatu perusahaan, dan adopsi tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan ini."
* Quinn: "pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama, kebijakan, dan urutan tindakan organisasi ke dalam satu kesatuan yang kohesif."
* Glueck: "rencana terpadu, komprehensif, dan terpadu yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dasar perusahaan tercapai."
Karakteristik
Manajemen strategis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Masa Depan: Proses manajemen strategis berkaitan dengan peristiwa masa depan dan konsekuensinya, sehingga membutuhkan manajer puncak untuk memiliki konsep pengambilan keputusan jangka panjang. Manajemen strategis mencoba untuk memindai masa depan korporasi yang luas dengan menggunakan skenario korporasi tertulis. Pada dasarnya, perencanaan strategis melibatkan mengantisipasi peristiwa masa depan.
2. Dampak jangka panjang: Manajemen strategis mencakup jangka waktu yang lama, seringkali melebihi lima tahun. Ini mencoba untuk memprediksi peristiwa dalam jangka panjang dan menganalisis dampak potensial dari peristiwa tersebut pada perusahaan.
3. Proses berulang: Manajemen strategis harus merupakan proses yang berkesinambungan dan berulang agar efektif. Sebuah rencana strategis baru dikembangkan saat rencana saat ini sedang berjalan. Rencana baru biasanya diadopsi dan diperbaiki berdasarkan umpan balik yang diperoleh selama fase implementasi.
4. Sistematis dan rasional: Sistematis dicirikan oleh penggunaan perencanaan yang teratur atau dengan menggunakan pendekatan metodis, sedangkan rasional menyiratkan kepemilikan kemampuan penalaran yang tidak emosional dan logis. Dengan demikian, manajemen strategis adalah proses yang sistematis dan rasional karena terdiri dari pemrosesan input keputusan secara sistematis, yang mengarah pada output yang rasional dan diharapkan.
5. Fungsi terintegrasi: Integrasi mencakup konsep menyatukan semua bagian untuk menciptakan keseluruhan, yaitu, untuk menetapkan "seperangkat kebijakan dan metode yang digunakan oleh manajemen untuk memfasilitasi komunikasi dan untuk mengoordinasikan kegiatan individu atau kelompok dalam perusahaan."8 Dengan demikian, proses manajemen strategis berfungsi sebagai dasar untuk kegiatan dan fungsi lain dari korporasi, seperti organisasi, kepegawaian, dan kontrol.
6. Sarana untuk mencapai tujuan: Manajemen strategis bukanlah tujuan itu sendiri. Ini adalah sarana, atau alat, yang akan digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
7. Taruhan tinggi: Karena sifat jangka panjang dan lingkup organisasi yang luas dari manajemen strategis, keputusan strategis secara inheren melibatkan komitmen jangka panjang dari sebagian besar sumber daya organisasi.
Proses
Manajemen strategis adalah domain dari manajemen tingkat atas, dan prosesnya melibatkan empat komponen dasar:
1. Pemindaian lingkungan terdiri dari menganalisis faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi organisasi dan kemampuannya untuk mengejar tindakan tertentu. Meneliti lingkungan termasuk penilaian komposisi persaingan dalam industri perusahaan dan juga melibatkan penilaian dampak globalisasi pada industri dan kinerja perusahaan.
2. Perumusan strategi (perencanaan strategis) melibatkan pengambilan keputusan strategis mengenai misi organisasi, filosofi, tujuan, kebijakan, dan metode untuk mencapai tujuan organisasi. Perumusan strategi merupakan langkah penting untuk meningkatkan posisi organisasi dan membangun keunggulan kompetitif tidak hanya di kancah nasional tetapi juga di kancah global.
3. Implementasi strategi berkaitan dengan pembuatan berbagai keputusan manajerial seperti jenis struktur organisasi, jenis dan sumber sistem informasi, "kesesuaian" kepemimpinan, dan jenis mekanisme kontrol yang harus digunakan.
4. Evaluasi dan pengendalian berkaitan dengan sistem evaluasi yang akan digunakan untuk memastikan operasi perencanaan strategis untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif. Evaluasi terdiri dari membandingkan hasil yang diprediksi dengan hasil yang sebenarnya. Manajemen strategis adalah proses menilai perusahaan secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan lingkungan. Biasanya berfokus pada peluang dan masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
Di tingkat perusahaan, proses manajemen strategis melibatkan aktivitas yang berkisar dari pernyataan awal misi perusahaan hingga evaluasi tindakan perusahaan untuk memenuhi persyaratan misi tersebut. Untuk menentukan misi perusahaan, manajemen puncak memindai lingkungan internal dan eksternal, diikuti dengan evaluasi faktor strategis terkait. Beginilah proses manajemen strategis berlangsung terus menerus dan berulang.
Sepanjang proses manajemen strategis, organisasi harus memusatkan perhatian pada semua aktivitasnya, mencari jawaban atas empat pertanyaan dasar:
1. Siapa kita? Pertanyaan tersebut merupakan upaya untuk mengidentifikasi posisi kompetitif perusahaan. Bagaimana kita membedakan diri kita dari pesaing, dengan fokus pada kekuatan dan kelemahan kita? Apa pasar alami kita? Melihat ancaman dan peluang, bagaimana kita cocok di pasar ini? Sederhananya, itu adalah misi perusahaan.
2. Dimana kita sekarang? Apakah kita memaksimalkan peluang dan mengurangi ancaman terhadap keberhasilan organisasi? Di mana perusahaan dibandingkan dengan industri lainnya? Apakah kita memimpin atau tertinggal di belakang industri, atau hanya mempertahankan industri kita sendiri? Apakah strategi kita cukup untuk mengatasi kekurangan kita? Dimana posisi perusahaan saat ini? Apakah itu posisi yang dapat diterima? Apa strategi kita saat ini?
3. Di mana kita ingin berada? Jika strategi saat ini tidak tepat, terutama dalam jangka panjang, strategi apa yang harus kita ambil? Ini hanya menyatakan tujuan.
4. Bagaimana kita sampai di sana? Bagaimana kita bisa mengubah ancaman menjadi peluang? Pertanyaan ini mengisolasi cara untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif, pilihan strategi baru, dan bagaimana mengimplementasikannya.
Ahli strategi harus menganalisis tujuan perusahaan dengan mempertimbangkan lingkungan. Manajemen harus menentukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) perusahaan. Kemudian ahli strategi akan mencocokkan kekuatan perusahaan dengan peluang lingkungan yang tersedia dan mengurangi kelemahan perusahaan menghadapi ancaman lingkungan. Proses ini dikenal sebagai analisis SWOT. Manajemen menggunakan analisis SWOT untuk membuat keputusan tentang pengembangan strategi keseluruhan perusahaan.
Sumber :
Alkhafaji, A.F. (2003). Strategic management: Formulation, implementation, and control in a dynamic environment. Binghamton, NY, USA: Haworth Press
