Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anonim (2/3)

19 Maret 2022   10:20 Diperbarui: 19 Maret 2022   10:25 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu pula dengan aktivitas bandnya. Tidak ada lagi latihan rutin yang biasa dilakukan di akhir pekan. Juga tidak ada lagi acara manggung atau tawaran main yang terkadang datang. Demo yang baru-baru ini mereka garap dengan antusias, kini hanya tinggal kenangan.

Pasca kepergian sang vokalis, para personel seperti kehilangan gairah untuk melanjutkan apa yang sudah mereka kerjakan selama ini. Mereka masih larut dalam duka dan diliputi suasana berkabung. Betapa cepat ia pergi tinggalkan segala mimpi yang baru mulai bersemi. Betapa besar keinginan mereka untuk bersama-sama meraih berbagai mimpi sebagai sebuah band.  Namun tampaknya hal itu sudah berakhir.  

Mama bersimpati atas apa yang dirasakan anaknya. Saat ditanya Mama, sang anak tidak mengakui secara eksplisit berhenti bermusik. Ia hanya mengatakan sedang rehat dari seluruh kegiatan band. Menyikapi hal itu, Mama coba menghibur dan memberinya semangat. Dengan cerdik sambil menyisipkan dalam obrolan, Mama kembali menyinggung perihal hadiah mobil yang akan diberikan jika sang anak lulus PTN. Berharap semoga si anak terpacu kembali dalam meraih apa yang dicitakan.  

......

Meski bukan tipe orang yang dekat secara personal, Papa tidak menghindar saat yang dibutuhkan. Walaupun sibuk, sebenarnya ia peduli dan perhatian pada sang anak. Ketimbang menyampaikan maksudnya dengan terus terang, ia lebih memilih secara halus. Tanpa si anak sadari, Papa sebenarnya sedang menasihatinya.  

Itu terlihat ketika si anak mendapat nilai rapor yang jeblok pada saat kenaikan kelas 9 SMP. Guna memulihkan keadaan, Papa lalu mengajak keluarganya berlibur ke Anyer. Banyak hal menyenangkan dan menghibur yang mereka lakukan bersama-sama selama disana. Sejenak permasalahan yang dialami sang anak seakan terlupakan.

Dalam kesempatan yang kondusif itu, Papa melancarkan misinya dengan tujuan tidak lain untuk meluruskan kembali si anak yang menyimpang. Bak sutradara dalam film, Papa sangat mahir melakukan tugasnya. Hal itu mungkin dikarenakan pekerjaan di kantornya yang berkaitan dengan bidang humas.

Mengetahui hobi ngeband si anak, Papa tidak melarangnya malah mendukungnya. Dia lah orang yang meyakinkan si anak untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan termasuk hobi. Hal itulah yang membuat si anak semakin terpompa semangatnya untuk menekuni dunia musik selanjutnya.

Di saat si anak ketahuan bolos sehingga membuat Mama terpaksa dipanggil ke sekolah, Papa tidak tinggal diam. Guna mencapai maksudnya, ia sengaja mengajak si anak untuk menemani dirinya bermain golf. Merasa tertarik, si anak menerima ajakan itu.  

Sambil asyik bermain, Papa melancarkan aksinya. "Nak, seperti yang kau lihat di permainan golf ini. Berapapun banyak bola yang kita pukul meleset dari target, kita harus tetap melanjutkan dan menyelesaikan permainan hingga selesai yaitu saat bola berhasil dimasukkan ke dalam lubang. Dengan kata lain, berapapun banyak kesalahan yang kita buat dalam menempuh perjalanan hidup ini, maka janganlah berhenti berusaha. Teruslah mencoba hingga tujuan itu tercapai," ungkap Papa.

"Kita harus selalu ingat pada tujuan yang hendak diraih. Tetap fokus dan konsentrasi sesulit dan seberat apapun keadaan! Jangan biarkan perhatian kita teralihkan dan melenceng dari tujuan sesungguhnya! Kesalahan itu hal yang manusiawi tapi bukan berarti kita boleh berbuat salah. Belajarlah dari kesalahan agar tidak terulang kembali! Ingat filosofi golf, jangan berhenti dan menyerah hingga bola berhasil masuk ke dalam lubang!" ujar Papa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun