Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anonim (2/3)

19 Maret 2022   10:20 Diperbarui: 19 Maret 2022   10:25 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana tegang begitu terlihat dari wajah-wajah para kerabat maupun sahabat yang hadir pada saat itu. Mereka menanti dengan harap cemas kondisi orang terdekat mereka. Begitu pula para personel yang sudah lengkap berkumpul setelah kedatangan sang gitaris. Mereka juga merasakan hal yang sama. Mereka menantikan seraya berdoa semoga hal buruk itu bisa segera berlalu.

Bagi mereka, rasanya baru kemarin sang vokalis tiba-tiba pingsan di atas panggung. Kini kondisi yang serupa seakan terulang kembali. Tak ada yang menyangka. Tak satu pun yang punya firasat akan hal itu. Terlebih hari Minggu itu merupakan akhir pekan menjelang ujian akhir sekolah. Jadi, mereka tidak melakukan aktivitas ngeband sama sekali karena tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.

Berita di seputar kecelakaan itu berkembang simpang siur. Dikarenakan terjadi pada dini hari, beberapa saksi mata tidak melihat langsung saat kejadian. Mereka hanya mendapati korban setelah mengalami kecelakaan. Menurut mereka, korban ditemukan tidak jauh dari sebuah lubang bekas galian di tepi jalan. Muncul dugaan jika motornya terperosok ke lubang lalu terpental atau menghindari lubang lalu menabrak pohon yang berada di pinggir jalan.

Besar kemungkinan si korban mengantuk saat sedang berkendara dan tidak mengetahui keberadaan lubang. Selain itu, beredar juga rumor tak sedap jika si korban baru  pulang dari diskotik atau klub malam dalam keadaan tidak sadar sepenuhnya karena di bawah pengaruh alkohol atau obat. Terlepas dari itu semua, tidak ada yang bisa memastikan kebenaran kabar yang beredar. Sementara itu, pihak Kepolisian masih mengadakan penyelidikan atas kasus itu.

Saat waktu menunjukkan pukul 8:25, seorang perawat keluar dari ruang IGD lalu menanyakan orangtua si korban. Karena orangtuanya masih berada di kampung, pamannya yang tinggal di Jakarta bertanggung jawab untuk mewakili mereka. Sang paman bersama istrinya lalu diajak masuk oleh perawat.

Suasana semakin bertambah tegang. Semua menanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Tak lama kemudian, Paman kembali dari ruang IGD dengan raut muka yang tampak sedih lalu berkata kepada yang hadir dengan suara lirih. Tak mampu menutupi kesedihannya, ia berusaha setegar mungkin menyampaikan berita duka cita atas meninggalnya sang keponakan.

Para dokter telah berusaha keras namun sayang pendarahan di otak korban yang parah akibat benturan dalam kecelakaan itu, membuat nyawanya tak tertolong. Korban telah berpulang kembali ke hadirat-Nya dan akan dibawa hari itu juga ke kampung halamannya untuk disemayamkan. Demikian amanat dari orangtua almarhum yang disampaikan Paman setelah melakukan kontak telepon.

Mendapati kenyataan menyedihkan itu, para personel satu band dengan almarhum tampak begitu terpukul dan kehilangan. Sungguh berat bagi mereka menerima kepergian sang sahabat untuk selama-lamanyar. Tangis mereka pun tak tertahan saat melepas keberangkatan almarhum untuk dibawa ke tempat peristirahatan terakhir dengan menggunakan mobil ambulans.

Saat kesendirian meliputi, sang gitaris terngiang dan terkenang oleh sebuah lagu yang kerap dilantunkan almarhum di hari-hari terakhirnya saat masih berkumpul dan bersama.
 
Malam panjang (malam panjang)
Remang-remang
Di dalam gelap aku dengarkan
Syair lagu kehidupan

.....

Mama tertegun saat melihat benda yang ada di depannya. Ketika hendak mengambil sesuatu di gudang, ia menatap gitar dan soundnya beserta sebuah gitar akustik yang teronggok di salah satu sudut ruang. Semua itu adalah hadiah atas prestasi yang diraih sang anak yang dulu diberikan Mama. Tapi itu semua sudah berlalu dan kini tinggal sejarah.

Mama menjadi saksi atas perubahan yang dialami sang anak sejak kematian rekan bandnya. Sang anak sudah tidak terdengar lagi berlatih gitar di kamarnya seperti yang dulu biasa ia lakukan. Kamarnya yang dulu sering berisik oleh suara musik, kini sunyi sepi bak tak berpenghuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun