Gani lalu bertemu kembali dengan Fendi dalam suasana yang begitu haru. Mengingat kembali masa lalu yang begitu berat pernah dilalui, keduanya saling berangkulan tak kuasa menahan air mata yang tertumpah. Apa yang dulu pernah Fendi panjatkan dalam doanya, kini terkabul sudah. Ia sangat bersyukur karena sudah diperkenankan-Nya berkumpul kembali dengan adiknya.
.......
Sore itu, tampak seorang wanita separuh baya sedang sibuk mengurus halaman depan rumahnya yang dipenuhi oleh berbagai macam tanaman dan bunga. Di tengah kesibukannya, tiba-tiba terdengar suara seseorang.
"Goedemiddag, Meisje!"
Julia kaget mendengar suara yang terdengar tak asing itu. Mungkinkah ia sedang bermimpi? Segera ia mengalihkan pandangannya ke pagar halaman rumah. Saat meihat seorang pria separuh baya berdiri, seketika ia bergegas menuju ke arahnya.
"Gani, apakah itu engkau?" sapanya dengan mata berkaca-kaca.
"Ya, ini aku. Aku kembali untukmu, Julia," jawabnya sepenuh hati.
"Oh, Tuhan. Apakah aku sedang bermimpi? Aku betul-betul tidak percaya itu dirimu," ujarnya menahan tangis.
"Aku Gani yang dulu menikahimu di malam sebelum kita berdua melakukan pelarian namun takdir memisahkan cinta kita berdua. Apakah kau masih ragu padaku?" jelasnya segenap jiwa.
"Aku tidak meragukanmu. Aku hanya tak percaya setelah puluhan tahun engkau datang kembali," ucapnya sambil tersedu-sedu.
"Maafkan aku. Semestinya aku kembali padamu tidak selama ini," ungkapnya dengan suara bergetar.Â