Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Meisje (2/4)

4 Desember 2021   10:01 Diperbarui: 4 Desember 2021   10:11 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari atas kudanya, Raymond memperhatikan apakah keluarga van Deek sudah berangkat atau belum. Ia ingin memastikan rencananya itu berjalan dengan baik karena ia sudah menunggu kesempatan langka itu dan tidak ingin menggagalkannya. Tak lama berselang, sebuah kereta kuda keluar dari pekarangan rumah van Deek. Ia menyambut dengan suka cita karena sebentar lagi niatnya akan tercapai. Lalu ia buru-buru memacu kudanya.

Mengetahui kedatangan Raymond, Sapto menghampiri dan menyapanya. Raymond malah mencemooh Sapto dan berkata dengan kasar, "Saya tidak ada urusan dengan kamu orang. Pergi sana!"

"Tapi Meester, Meneer Peter dan keluarga sedang tidak ada di rumah," sanggahnya. 

"Dasar anj**g kampung! Berani-beraninya kamu orang menghalangi saya. Minggir sana!" makinya sambil mendorong tubuh Sapto dengan keras sehingga membuatnya terjerambab ke belakang. 

Raymond langsung masuk rumah menuju kamar Julia. Ia mendatangi Julia yang sedang sendirian untuk menuntaskan nafsu bejatnya yang sudah dipendamnya sejak pertama kali bertemu. Dengan kondisi lengan yang belum sembuh total, Julia masih melakukan perlawanan. Ia sempat meronta dan menjerit namun Raymond bukanlah tandingan baginya. Julia tak berdaya setelah disekap dan dilumpuhkan Raymond.

Beberapa saat kemudian, Raymond keluar dari rumah lantas buru-buru naik ke kudanya. Sebelum pergi, ia sengaja menghampiri Sapto lalu berkata dengan penuh kebencian dan hinaan.

"Di Aceh, aku telah menghabisi orang-orang sepertimu. Dan sebentar lagi di tanah Batak, aku akan kembali menghabisi orang-orang macam kamu. Yehh!" hardiknya sambil menghela kudanya. 

........

Pasca peristiwa tragis itu, Julia begitu larut dalam kesedihan yang mendalam. Alih-alih mengungkapnya, ia malah merahasiakannya dari orangtuanya. Ia hanya berpikir si bejat Raymond pasti sudah meninggalkan Batavia dan tak akan mungkin dihukum atas perbuatannya. Sementara ia sendiri sudah tidak bisa hidup normal seperti dulu lagi. Hanya kepedihan dan kekalutan yang ia rasakan.

Di saat seperti itu, ia hanya teringat pada Gani. Seperti tak ada pilihan lain, ia hanya akan mengungkap masalah itu ke Gani. Ia juga ingin Gani tahu tentang isi hatinya. Untuk itu, ia menulis surat yang berisi keinginannya untuk bertemu Gani di sekolah. Surat itu ia titipkan ke Bapak.

Menerima surat itu, Gani begitu bahagia. Dalam suratnya, Julia ingin bertemu dengannya karena ada hal penting yang ingin disampaikan. Gani bertanya-tanya tentang apakah gerangan. Namun keheranannya itu tidak mampu mengalihkan dirinya dari keinginan yang besar untuk bertemu Julia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun