"Masih daring ya?" lanjutnya.
"Iya, masih," ungkapnya.
"Apa ada kendala selama daring?" Â tanyanya penuh perhatian.
"Gak ada sih tapi mungkin agak berat di waktu awal aja karena gak biasa belajar sendirian," kata Erika terus terang.
"Tapi sekarang udah mulai terbiasa kan?" tanya Roy sembari memastikan.
"Udah sih, mau gak mau," ujarnya terus menyuap sesendok nasi.
"Sama, Papa teh sedang adaptasi juga. Banyak acara kantor atau rapat yang digelar virtual. Ada bagusnya juga sih menurut Papa. Memanfaatkan teknologi tanpa harus ketemu orang langsung. Selain bisa menekan cost pengeluaran dinas juga lebih efektif dari segi waktu. Urusan juga bisa langsung beres," ungkapnya sesekali terbatuk.
"Tapi bagaimanapun bertemu langsung memang lebih afdal. Komunikasi dan interaksi terasa lebih happening, keakraban juga lebih terjalin," lanjut Roy. Kemudian dibalas senyuman oleh Erika seakan setuju dengan pernyataan Ayahnya itu.
"Oh iya. Gimana dengan basketnya, Teh? Masih latihankah?" tanya Roy tiba-tiba.
"Masih ikutan tapi sejak pandemi diliburkan dulu," jawab Erika dengan tenang. Ia sudah mengantisipasi pertanyaan itu jika muncul.
"Kalau basket gak bisa virtual ya?" celetuknya bercanda. Lagi-lagi dibalas senyuman oleh Erika sambil menghabiskan suapan terakhir.