Mall itu hanya tiga lantai tapi hampir semua fasilitas tersedia disana. Karina bergegas menuju lantai ketiga tempat food court berada. Dengan menenteng tiga tas kantong tas di tangan kanannya, tampak suasana hatinya mulai sedikit berubah menjadi lebih tenang.Â
Akan tetapi, kondisi itu tidak berlangsung lama dan berubah seketika saat Karina mendapati Randi sedang duduk bersama dengan seorang perempuan di restoran tempat biasa mereka makan.Â
Karina tanpa berpikir panjang menerobos masuk sembari mengabaikan sambutan ramah dari waiter restoran. Dia langsung menuju meja tempat Randi berada. Namun, aksinya itu terhenti di tengah jalan.Â
Randi ,tanpa menyadari kedatangan Karina, ternyata pergi lebih cepat dari dugaan Karina. Karina memperlambat laju langkahnya dan menghentikan usahanya untuk mengejar Randi seraya menyaksikan Randi pergi meninggalkannya bersama seorang perempuan.Â
Dalam perjalanan pulang, Karina merenungi rentetan kejadian yang baru saja dialaminya hari ini. Mengapa hal-hal ini terjadi begitu cepat dan seketika. Semua berkecamuk dalam pikirannya. Sedih, kesal, marah, dan kecewa bercampur aduk dalam dirinya. Lamunannya serta merta buyar ketika bunyi klakson dari mobil di belakangnya meraung-raung.Â
Di beberapa belokan terakhir sebelum sampai ke rumahnya, Karina menyaksikan suatu pemandangan yang tidak pernah disangkanya. Karina menghentikan mobilnya dan menatap di seberang jalan ada seorang ibu dan anak perempuannya yang sepintas seumur dengan Soraya.Â
Anak perempuan itu memegang sebuah boneka kelinci persis seperti milik Soraya. Si wanita dan anaknya lalu melintas di depan mobil Karina. Bahkan si anak melambaikan tangannya ke Karina. Sambil membalas lambaian tangannya, Karina tak kuasa menahan tangisannya dan segera buru-buru memacu mobilnya pergi.Â
.....
Terdengar suara mesin mobil yang dimatikan diiringi oleh suara bantingan pintu. Tampak seorang pria berjalan tergopoh-gopoh menuju rumah yang masih gelap di depannya padahal saat itu sudah hampir jam tujuh malam.Â
Si pria, yang tak lain adalah Randi, mulai bertanya-tanya ada apa gerangan dan mulai diliputi oleh keresahan karena hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Semakin dia khawatir, semakin cepat derap langkahnya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.Â
Sambil memanggil-manggil dan menggedor-gedor pintu, Randi mendapati hanya keheningan sama sekali. Randi mencoba menghubungi Karina namun sayangnya Karina dengan sengaja sudah mematikan HPnya.Â