Sosrokartono menerapkan nilai ini dengan menunjukkan kepedulian yang besar terhadap kemanusiaan, di mana ia selalu berusaha menolong dan membimbing orang-orang di sekitarnya, baik melalui pendidikan maupun pelayanan spiritual.
 Mental Jawa yang berlandaskan tenggang rasa ini membuat Sosrokartono selalu berusaha mencari solusi yang damai dan menghindari cara-cara yang bersifat koersif atau memaksa.
Kemudian, ada juga prinsip Nrimo ing Pandum
yang berarti menerima apa yang telah ditentukan atau diberikan oleh Tuhan dengan ikhlas. Masyarakat Jawa percaya bahwa setiap individu memiliki takdirnya masing-masing, dan bagian dari kebijaksanaan hidup adalah menerima hal tersebut dengan lapang dada, tanpa ambisi yang berlebihan. Dalam gaya kepemimpinan Sosrokartono, nrimo ing pandum ini tercermin dalam sikapnya yang sederhana dan rendah hati.Â
Meskipun memiliki latar belakang bangsawan dan pendidikan tinggi di Barat, ia tetap hidup dengan penuh kesederhanaan, jauh dari kemewahan dan kekuasaan.
 Sosrokartono tidak mengejar popularitas atau kedudukan tinggi dalam pemerintahan kolonial, tetapi lebih memilih menjadi guru spiritual yang mengabdikan hidupnya untuk masyarakat. Sikap ini memperlihatkan bagaimana mental Jawa menuntun seseorang untuk hidup dalam kesederhanaan, serta fokus pada pengabdian dan kebajikan.
Filosofi lain yang juga penting dalam mental Jawa adalah Aja Dumeh
yang berarti jangan merasa lebih tinggi atau sombong meskipun berada dalam posisi yang kuat atau berkuasa. Mental ini mendorong seseorang untuk tetap rendah hati, tidak menggunakan kekuasaan untuk merendahkan orang lain, dan selalu mengingat bahwa kekuasaan bersifat sementara dan harus digunakan untuk kebaikan bersama. Sosrokartono sangat memegang prinsip ini dalam kepemimpinannya.Â
Ia tidak pernah menggunakan pengetahuannya yang luas atau status sosialnya untuk menunjukkan superioritas, melainkan selalu bersikap rendah hati, baik di dalam interaksi sehari-hari maupun dalam perannya sebagai intelektual. Sikapnya yang tidak sombong dan selalu menghormati orang lain menjadikannya sosok pemimpin yang dicintai dan dihormati oleh banyak kalangan, baik di dalam maupun di luar Indonesia.
Â
Dalam pembahasan ini, mental Jawa menjadi landasan utama dari gaya kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono yang unik. Berbeda dengan pemimpin yang mengandalkan kekuatan fisik, militer, atau politik untuk mencapai tujuan, Sosrokartono lebih mengandalkan nilai-nilai spiritual, kebijaksanaan, dan harmoni.