Gaya kepemimpinannya tidak hanya relevan dalam konteks sejarah Indonesia, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi pemimpin masa kini yang menghadapi tantangan dunia modern.Â
Sosrokartono mengajarkan bahwa kepemimpinan sejati bukanlah tentang kekuasaan atau kekuatan fisik, tetapi tentang kemampuan untuk mempengaruhi dan menginspirasi orang lain melalui integritas, kebijaksanaan, dan dedikasi terhadap kemanusiaan.
MENTAL JAWA
Dalam diskursus gaya kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono,"MENTAL JAWA" menjadi elemen kunci yang membentuk karakter dan pola pikirnya sebagai pemimpin. Mental Jawa, dalam konteks ini, merujuk pada serangkaian nilai, filosofi, dan cara pandang hidup yang tumbuh dari tradisi dan budaya Jawa.Â
Filosofi ini tidak hanya sekadar pandangan tentang bagaimana menjalani kehidupan pribadi, tetapi juga berperan penting dalam cara seseorang memimpin dan berinteraksi dengan masyarakat. Bagi Sosrokartono, mental Jawa adalah dasar utama yang menuntun setiap tindakannya, baik dalam ranah sosial, intelektual, maupun spiritual.
Salah satu inti dari mental Jawa adalah konsep Keseimbangan/Harmony.
Masyarakat Jawa sangat menjunjung tinggi nilai-nilai harmoni antara manusia dengan alam, antara manusia dengan sesama, dan antara manusia dengan dirinya sendiri. Konsep ini berkaitan erat dengan pandangan hidup yang tidak terburu-buru, menjaga keselarasan dalam setiap keputusan, serta menghindari konflik terbuka. Dalam hal kepemimpinan, mentalitas ini diterjemahkan menjadi gaya kepemimpinan yang lebih mengutamakan kompromi, kesabaran, dan kebijaksanaan.
 Seorang pemimpin yang mengusung mental Jawa tidak hanya memikirkan hasil akhir, tetapi juga proses yang ditempuh untuk mencapainya, memastikan bahwa setiap langkah dilakukan dengan penuh pertimbangan dan tanpa merusak keseimbangan sosial.
Selain itu, Tepo Seliro atau Tenggang Rasa
adalah konsep lain yang sangat penting dalam mental Jawa. Ini mengajarkan bahwa seseorang harus mampu memahami perasaan dan kebutuhan orang lain sebelum bertindak. Dalam konteks kepemimpinan, tepo seliro menekankan pentingnya seorang pemimpin untuk memiliki empati yang kuat terhadap rakyatnya.Â