Mohon tunggu...
Ahmad effendi
Ahmad effendi Mohon Tunggu... insan dan penikmat seni - rupa,musik,tari,teater dan sastra/Berkesenian

Lahir di Kaki Gunung Cikuray Garut. Berkesenian sejak tahun 1995 sampai sekarang. Pendiri ekskul teater di dibeberapa disekolah wilayah Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Asa

2 Januari 2024   23:49 Diperbarui: 3 Januari 2024   00:04 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menjadi seorang guru selain panggilan hati juga harapan orang tuaku. Entah karena kedua orang tuaku juga seorang guru. Kalau bukan karena amanat dan pesan kedua orang tuaku sebenarnya aku sudah mau merubah haluan. Menjadi seorang guru honorer terlebih di zaman seperti ini memang cukup berat terlebih kebutuhan yang semakin banyak. Beruntung mempunyai istri dan keluarga yang begitu mendukung dan memperhatikan. Terlebih ibuku selalu menguatkan dan berpesan ketika aku pulang kampung. " Menjadi guru itu harus ikhlas". Lirihnya saat aku membasuh kedua kakinya sekaligus memohon maaf dan keberkahan dari ibuku.

"Terlepas dari keuntungan dan kelebihan yang akan didapatkan, menjadi guru itu sangatlah mulia dan bagus, jangan sampai dilepaskan dan ditinggalkan, InshaAlloh kalau sudah saatnya pasti kamu mendapatkan yang terbaik. Mamah selalu do'akan supaya kamu segera menjadi Pegawai Negeri seperti kakak-kakakmu. Disetiap selesai shalat mamah selalu do'akan kamu". Dengan lemah lembut sambil mengusap kepalaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun