Ada beberapa tema yang didapatkan pada novel telegram yaitu, meliputi keterasingan eksistensial: tokoh utama, protagonis, merasa terasing baik dari lingkungan sekitarnya maupun dari dirinya sendiri. Keterasingan ini mencerminkan pergulatan batin dan pencarian jati diri yang mendalam.
Komunikasi dan Kesalahpahaman: melalui simbol telegram, novel ini mengeksplorasi tema komunikasi yang seringkali tidak efektif dan penuh dengan kesalahpahaman. Pesan dalam telegram bisa ditafsirkan dengan berbagai cara, menunjukkan bahwa makna seringkali tergantung pada penerima pesan.
Modernisasi dan tradisi: novel ini juga menggambarkan benturan antara nilai-nilai tradisional dan modernisasi, yang menciptakan konflik internal bagi tokoh-tokohnya. Ini mencerminkan perubahan sosial dan budaya yang sedang terjadi di Indonesia pada saat itu.
Kesepian dan isolasi: tokoh utama sering kali merasa kesepian dan terisolasi meskipun berada di tengah keramaian kota. Ini menyoroti perasaan keterasingan yang dapat dialami oleh individu di masyarakat modern.
Melalui tema-tema ini, Putu Wijaya menyampaikan pandangan kritis tentang kondisi manusia dan masyarakat pada masanya, sekaligus mengajak pembaca untuk merenungkan makna eksistensi dan identitas mereka sendiri.
b. Plot
Kemudian plot dalam novel telegram adalah plot non-linier yaitu alur yang memungkinkan cerita untuk bergerak maju mundur dalam waktu. Dalam novel tersebut menceritkan keadaan sekarang si laki-laki tersebut dan memflasback masa sebelum dia ke luar kota.
c. KarakteristikÂ
Dalam novel telegram terdapat karakteristik yaitu, keterasingan eksistensial: tokoh utama, protagonis, merasa terasing baik dari lingkungan sekitarnya maupun dari dirinya sendiri. Keterasingan ini mencerminkan pergulatan batin dan pencarian jati diri yang mendalam.
Komunikasi dan kesalahpahaman: melalui simbol telegram, novel ini mengeksplorasi tema komunikasi yang seringkali tidak efektif dan penuh dengan kesalahpahaman. Pesan dalam telegram bisa ditafsirkan dengan berbagai cara, menunjukkan bahwa makna seringkali tergantung pada penerima pesan.
Modernisasi dan tradisi: novel ini juga menggambarkan benturan antara nilai-nilai tradisional dan modernisasi, yang menciptakan konflik internal bagi tokoh-tokohnya. Ini mencerminkan perubahan sosial dan budaya yang sedang terjadi di Indonesia pada saat itu.