Mohon tunggu...
Ahmad Arpan Arpa
Ahmad Arpan Arpa Mohon Tunggu... Freelancer - Filsuf

Alumnus Unindra-Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Writer Enthusias, a ghost writer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Buah yang Jatuh Jauh dari Pohonnya

1 Agustus 2023   22:31 Diperbarui: 1 Agustus 2023   22:39 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anaknya yang tak pernah merasakan ASI kini harus merasakan pedihnya ditinggal ayah dan ibunya. Ayahnya entah kemana tak pernah terdengar kabar berita tentangnya. Kini Rahayu sudah duduk dibangu SD kelas enam dan adiknya Takim baru bisa belajar jalan. Rahayu memanggil neneknya dengan sebutan mamah dan kakeknya dengan sapaan bapak. Kakek dan neneknya sangat menyayangi cucunya dengan tulus walaupun ibu mereka sering mengecewakan.

Sudah empat tahun Fakinah belum pulang, nomornya pun saat ditelpon tidak pernah tersambung. Satu minggu sebelum lebaran Idulfitri Fakinah menelpon ibunya untuk mengabarkan bahwa ia akan pulang dan minta dijemput dibandara pukul 20.00. Betapa lega hati orang tua yang mendapat kabar kalau anaknya baik-baik saja dan akan segera pulang. Selama di perantauan Fakinah hampir tidak pernah menelpon ibunya namun kiriman uang darinya selalu sampai itu pun hanya untuk keperluan anak-anaknya tidak ada sedikit pun memberikan uang untuk orang tuanya yang sudah menolongnya mengurus anak-anaknya.

Orang tua Fakinah telah sampai di bandara dan melihat seorang perempuan sedang hamil  menghampirinya dengan menggandeng anak perempuan.

"Hi, bu. Apa kabar?" sahut Fakinah kegirangan

Orang tua Fakinah kebingungan Rahayu dan Takim juga.

"Fakinah?" Tanya ibunya kebingungan

"Oh iya, Bu, Pak. Kenalin ini anakku Calya" sambil menarik tangan anaknya untuk salaman

"HAH??????? Kapan kamu nikah, kenapa tidak ada kabar?" jawab ibunya

"Saat itu aku sudah coba menelpon ibu berkali-kali tapi tidak ada jawaban"

"Tidak ada panggilan masuk darimu!"

Empat bulan berada di kampung halaman Fakinah hendak pergi lagi ke tanah rantau untuk memenuhi panggilan 'suaminya' dan tanpa membawa anaknya. Ia pergi meninggalkan beban baru untuk orang tuanya, padahal orang tuanya sudah tidak sanggup mengurus anak-anaknya dan mungkin nanti Fakinah akan pulang lagi membawa anaknya entah dari pria mana. Orang tuanya yang sudah berusia lanjut tak kuat untuk keluar rumah karena semua tetangganya menggunjing anaknya yang dianggap melacur di perantauan karena setiap Fakinah pulang pasti membawa anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun