Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Nominator AMI Awards 2015. 3 bukunya terbit di Gramedia. Penulis cerita di comicone.id. Sudah menulis 3 skenario film. Tumbal: The Ritual (2018), Jin Khodam (2023), Kamu Harus Mati (coming soon).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suara dalam Kepala

17 September 2024   09:36 Diperbarui: 18 September 2024   23:27 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bangun, Gani."

Suara itu semakin mendesak, seperti teriakan seseorang yang putus asa. Gani merasakan sesuatu mengalir di dadanya, bukan lagi sekadar sakit, tapi kesedihan yang mendalam. Sesuatu yang pernah hilang darinya, namun apa?

Di saat ia mulai menelusuri ingatannya, tiba-tiba ia melihat motor itu lagi. Kali ini tidak melintas di jalan, melainkan di depannya, dalam ruangan klub yang gelap gulita. Motor hitam itu berhenti, dan rasa sakit di dadanya semakin tak tertahankan.

Gani mencoba mendekat, namun tubuhnya terasa kaku. Dan tepat ketika ia hampir menyentuh motor itu, suara itu kembali, kali ini terdengar di seluruh tubuhnya, menggema seperti petir.

"Bangun, Gani!"

Gani terperanjat. Seketika dunia di sekitarnya runtuh. Kegelapan itu mulai pudar, berganti dengan cahaya putih yang menyilaukan. Kakinya terasa berat, tubuhnya seakan ditarik oleh kekuatan yang tak terlihat. Ia mencoba berteriak, namun suara tertahan di tenggorokannya.

Dan tiba-tiba, Gani melihat bayangan seorang wanita di tengah cahaya itu. Suaranya lirih namun penuh harap. Wanita itu, dengan suara yang kini terasa begitu akrab, mendekatinya. Mata Gani terbuka lebar. Ia tahu siapa wanita itu.

"Vanya..."

Di sebuah kamar rumah sakit yang hening, Vanya duduk di sisi ranjang suaminya. Air matanya telah kering, namun hatinya masih dipenuhi harapan. Tangan Gani yang terbaring koma digenggamnya erat.

"Bangun, sayang. Aku di sini, tolong bangun..."

Sudah seminggu sejak kecelakaan motor yang hampir merenggut nyawa Gani. Vanya tak pernah pergi dari sisinya. Dokter mengatakan Gani masih koma, namun Vanya tahu suaminya sedang berjuang di dalam sana, terjebak di antara kehidupan dan kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun