Dengan kesedihan yang membekas, dan rasa penasaran yang membuncah, Maya terdorong untuk kembali ke bilik peramal, mencari jawaban atas kebingungannya. Ia merasa wanita tua itu salah dalam meramalkan masa depan mereka. Maya memasuki bilik, di mana wanita tua itu masih duduk dengan posisi yang sama. Anehnya, ia seolah tidak tergerus oleh waktu. Tak ada sedikit pun tanda-tanda menua. Maya tertegun saat melihat dirinya. Dia sama seperti saat masih remaja dulu! Bahkan ia mengenakan baju dengan bekas noda yang sama! Apakah ia tergelincir kembali ke masa lalu? Atau apa yang ia alami selama ini sesungguhnya belum terjadi?
Wanita tua itu memandang Maya dengan tatapan keheranan. "Kenapa kembali? Mana temanmu?"Â
TAMAT
"Cara terbaik untuk meramalkan masa depan adalah dengan menciptakannya."
- Abraham Lincoln
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H