Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Lomba PK] Arjuna di Medsos: Legenda Sempak Terlarang

2 Juni 2016   07:28 Diperbarui: 2 Juni 2016   21:10 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

”Tolong sempak itu untuk saya…!” spontan Juna berteriak kepada dua dara cantik di hadapannya dengan suara sengau menahan sakit. Tapi entah mengapa mendengar permintaannya, kedua dara jelita itu justru memalingkan wajah dengan muka yang semakin memerah, sebelum akhirnya berlari cepat meninggalkan Juna sambil sesekali menggerutu entah apa.

Agak bingung juga Juna melihat tingkah-polah kedua dara cantik itu, yang kini justru berlari meninggalkannya sambil misuh-misuh. Tapi keinginannya akan sempak keramat membuatnya tak terlalu menggubris kejadian itu.

Dilihatnya Bima, Nakula juga Sadewa masih tergeletak lemah seperti dirinya, hingga akhirnya Juna tak mampu melakukan apapun lagi selain memandangi sempak keramat yang membumbung kian tinggi ke angkasa, hingga pada titik ketinggian tertentu di langit sempak keramat berhenti dan berkerlap-kerlip indah keemasan seperti digantung oleh tangan yang tak terlihat.

***

Sesampainya di rumah, Yudistira terbahak sangat keras mendengar kisah Juna.

“Jelas saja mereka langsung berlari meninggalkanmu, Juna. Mana ada di dunia ini bocah tak tahu malu seperti kamu, yang berani-beraninya meminta sempak kepada dua dara jelita, hahahaaaaa…!!!”

Kembali tawa menyembur dari mulut Yudistira, tak peduli meski Juna protes bahwa dia tengah meminta sempak keramat, dan bukannya sempak milik dua dara jelita tersebut. Walau memang jika dipikir lebih lanjut, Juna merasa dua dara jelita tersebut memang tak melihat sempak keramat yang terbentuk dari kepulan asap si Hantu Blao.

Pantas saja mereka salah paham! Jangan-jangan, suaranya yang tak jelas waktu itupun disangka mereka tengah meminta sempak yang mereka kenakan? Duh…

“Memangnya apa yang kau harapkan dengan mengejar sempak keramat itu, Juna?” tanya Yudistira kembali lembut setelah bahaknya mereda.

“Juna ingin menjadi penulis hebat, Bang Tira. Dan berdasarkan catatan di kitab Mpu Vyasa ke-19, dijelaskan bahwa ada sebuah legenda mengenai sempak keramat serta terlarang, yang mampu membuat semua keinginan pemiliknya terkabul,” jawab juna polos, dan entah mengapa kembali memancing kekeh abangnya itu sebelum akhirnya berlalu.

Tapi tak lama kemudian Yudistira kembali, dan memberikan setumpuk buku pantuan, tips dan trik serta banyak lagi buku sejenis tentang karang-mengarang, yang langsung disambut gembira oleh Juna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun