Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Lomba PK] Arjuna di Medsos: Legenda Sempak Terlarang

2 Juni 2016   07:28 Diperbarui: 2 Juni 2016   21:10 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi ketika semua memandang ke depan, tanpa dikomando semuanya langsung menepuk jidat secara serentak sambil berteriak “Halaaahhh…!!!” keras-keras.

Betapa tidak? Bukannya mendapatkan pemandangan yang seram-angker-wingit layaknya lokasi benda-benda keramat, mereka justru disuguhi pemandangan yang luar biasa bagus.

Di hadapan mereka terpampang sebuah istana megah dengan air mancur keemasan yang memuncrat indah tepat di tengah halaman. Sementara pada bagian depan istana amat jelas terpampang tulisan besar gantung-gemantung di antara atap dan lantai selasar.

SELAMAT DATANG DI WAHANA ADRENALIN ‘LEGENDA SEMPAK TERLARANG’

Tempat wisata ini didukung oleh: Komunitas Planet Kenthir, dan disponsori oleh: Teman Planet Kenthir.

Ini pasti cuma pencitraan...!!!


Penasaran, Bima langsung melangkah ke depan. Namun baru beberapa langkah berjalan ketika dia merasa pundaknya di tahan Juna, bersamaan dengan kaki kanannya yang kini tak lagi menapak sebab tanah yang barusan dipijaknya telah amblas.

“Mundur semuanya, teman-teman…!” perintah Juna dengan suara rendah, bersamaan dengan merebaknya semacam wewangian khas alam gaib yang seperti mengandung harum melati namun terasa pula bagai bercampur bau oseng-oseng ikan asin plus sambel terasi, membuat mereka berempat saling pandang dengan perut lapar.

Tanpa ba-bi-bu sekejappun lagi Juna langsung mencabut anak patah lalu membidikkannya tepat ke huruf-huruf yang saling bergelantungan itu.

Fokus, Juna, fokus! Bisik Juna pada dirinya sendiri ketika dilihatnya keadaan sekeliling mulai berubah-ubah. Dengan kekuatan penuh direntang jemparing di tangan, untuk kemudian dilepas tanpa sedikitpun getaran.

CLEP! BRUSHHH!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun