Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta dalam Secangkir Hujan #4

17 Desember 2015   05:35 Diperbarui: 17 Desember 2015   10:39 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kita telah sampai” ucap si butir kilau, merenggutku dari pusat pusaran angan. Sesosok jangkung berdiri di samping dengan tebar senyum setengah khas miliknya. Senyum yang terkesan amat patah buah hantaman dunia.

“Bay!”

Aku terguguk di dekap hangatnya. Dadaku gemuruh penuh festival rindu

“Jangan pergi, Bay…”

“Aku memang tak pernah beranjak kemana-mana, Ra.”

“Jangan pernah lagi ada perpisahan untukku, Bay…”

Bay memetik ujung daguku, mengusap kristal cair yang menggelayuti pipiku dengan punggung jemarinya.

“Aslinya perpisahan tak pernah ada, Ra. Semuanya tak lebih sekedar serangkai tunggu, yang menyelusup di antara jarak dan waktu, memberi kita perjumpaan sesekali di kini serta nanti…”

Belum lagi aku berhasil mencerna untai kata yang disusupkan Bay ke telingaku dengan amat dekat, ketika sebuah gapura tertangkap sudut mataku.

Tangisku pecah. Aku benar-benar butuh sesuatu, yang mampu untuk menuntunku mengurai setiap helai rindu, dan menjadikanku terjebak selamanya di sini.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun