“Maksud ayah, ibu masih hidup?” tanpa sadar Sukma bertanya, membuat ayahnya menatap tajam ke arah Sukma.
“Apa maksud pertanyaanmu, Ndhuk? Tentu saja ibumu masih hidup!”
Hampir saja Sukma berteriak karena terlalu gembiranya, sebelum ucapan ayah selanjutnya kembali membuatnya tersentak.
“Karena yang telah mati adalah ayah!” ucap sang ayah dengan bibir mengendur ke bawah dan berjuntai, yang lalu dengan kecepatan kilat membuka mulutnya yang kini sebesar nampan, langsung melahap kepala Sukma, membuat Sukma menjerit sekuatnya sambil menahan wajah sang ayah.
Akhirnya Sukma berhasil menghindar, bersamaan dengan masuknya dua orang berseragam perawat, yang kembali membuat Sukma menjerit.
“Cepat tahan Pak Danang, agar dia tak lagi memakan dan mencabik-cabik bantal guling!” perintah perawat yang satu sambil melompat-lompat ke depan karena hanya memiliki tubuh separuh dari atas hingga bawah, seperti sesosok tubuh yang dibelah secara simetris. Sementara perawat yang diperintah berlari cepat dengan kakinya. Tapi benar-benar hanya kedua kakinya, karena anggota tubuh sebatas pinggul tak lagi ada. Kepalanya menyantel di paha sebelah kiri, dengan kedua tangan yang tumbuh di bagian dengkul.
Dan ketika Sukma menoleh, dilihatnya sang ayah kembali normal. Hanya saja tengah seru menggigit guling yang berada di posisinya sebelumnya sambil berteriak-teriak entah apa.
Dengan perasaan bingung Sukma memandang sekeliling. Dilihatnya perawat setengah tubuh kepayahan meringkus sang ayah, sementara perawat yang hanya kaki sebatas pinggul tersebut menyuntik lengan sang ayah.
‘Kasihan Pak Danang. Semenjak anak gadisnya bunuh diri di kamar ini, dia menjadi gila,’ ucap si perawat setengah tubuh sambil mengusap darah yang meleleh dari bagian tubuhnya yang terbuka.
“Kau yakin bunuh diri? Karena hasil visum justru mengatakan bahwa anak gadis tersebut mengalami tauma benda tumpul pada beberapa bagian tubuhnya.” Sahut perawat yang satunya sambil merapikan serpihan dagingnya yang terburai di bagian pinggul ke atas.
Mendadak perawat yang terakhir bicara menghentikan ucapannya.