Dan melalui kegiatan penjurian ini pula kembali saya mendapat pelajaran penting, yaitu tentang amat kerdilnya kemampuan saya, yang dengan amat terpaksa kalah telak oleh ‘admin misterius’ yang pernah mengaku tak becus itu, tentang dua hal yang saya pikir telah menjadi kekuatan yang saya miliki: Kecepatan membaca serta daya ingat.
Walau di akhir percakapan sang admin misterius mencoba menghibur saya dengan kata-kata,
“Aku juga belajar banyak dari kamu. Belajar ketelitian, kesabaran, keseriusan, caramu meminum naskah peserta hingga kamu tulis di word tadi…”
Namun tetap membuat saya berpikir untuk segera mengubahnya menjadi lebih baik ketimbang membela diri dengan menyodorkan berjuta alasan pembenaran kelemahan, yang setelahnya tak membawa manfaat apapun selain kejumudan pengetahuan serta stagnansi keahlian tanpa setitikpun peningkatan.
Dan hal ini semakin bertambah parah ketika saya membaca beberapa karya peserta yang terlihat hebat saat mengulas karya, namun hanya begitu saja ketika membuat karya. Membuat saya berpikir ngeri, apakah saya tak banyak berbeda seperti itu? Super menor sebagai komentator namun jontor ketika membuat karya? Alangkah hinanya diri ini, Kawan… T_T
Selamat meminum hikmah fabel di hari Pahlawan Nasional ini. Semoga kita tak sekedar mengingat nama dan tanggal lahir mereka, melainkan terus berusaha keras menelusuri jejak keteladanan yang pernah sangat emas mereka torehkan atas negeri ini, dengan atau tanpa penggalian makna melalui even apapun.
Bye-bye from Bay...^_
Secangkir Kopi tentang Event Fabel FC, Thornvillage-Kompasiana, Hari Pahlawan 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H