Kesalahan Kedua: Melupakan yang Paling Utama.
Apa yang paling utama dari fabel? Tentu saja nilai moralnya.
Tapi sayangnya, cukup banyak peserta yang enggan menggali lebih dalam tentang itu walau telah panjang lebar ditebar informasi tentangnya, termasuk salah satunya melalui artikel “Menyingkap Pesan Terselubung dalam Event Fiksi di Kompasiana” ini, mengingatkan saya pada kenyataan betapa masih teramat banyak di antara kita, yang bahkan hingga usia senjanya tetap saja sukar memahami tentang apa yang paling utama dalam hidup, selain terus menggumuli hari dengan hanya berbekal sedih di dada sendiri… *Eaaa…
Dan kesalahan kecil inipun memakan korban cukup banyak. Termasuk karya salah satu peserta yang mendapat HL dari admin Kompasiana namun dengan amat terpaksa harus dimasukkan Team Juri FC ke dalam keranjang. Sayang sekali…
Kesalahan Ketiga: Penggarapan Ending yang Buruk.
Apa teknik terbaik agar karya mampu membuat pembaca kepincut untuk tak hanya sekedar membacanya selewatan saja?
Jawabannya saya pikir hanya tiga, yaitu pembuka kisah yang menggiurkan, konflik yang menggairahkan, serta ending yang meluluh lantakkan emosi dengan akhir sumbing, menggantung atau justru memberi jelaga.
Dan untuk Event Fabel Fiksiana Community ini, saya banyak gemas dengan karya peserta yang hebat di foreplay pembuka, luar biasa di batang konflik, namun amat mandul di bagian ending.
Dan saya amat yakin bahwa hal inipun pasti salah Jokowi, karena apapun kejadian buruknya, tentu saja Jokowi pantas menjadi tersangka biang keroknya, seperti humor satir yang banyak beredar di dunia maya sebelum SE Kapolri meredam sebagian besarnya. Menghasut sisi lain kita untuk lebih memilih sekedar turut menambah riuh kengehekannya sebagai cara termudah mengalihkan ‘penyesalan terselubung’ akan kekurangan pribadi, alih-alih ikhlas menerima penyebab utama kejadiannya lantas mati-matian memperbaiki atau setidaknya meminimalisasi… ^_
Kesalahan Keempat: Memaksa Karya Fiksi Menjadi Sekedar Sulap Kata Belaka.
Ada satu hal yang cukup menarik pada event fiksi ini, yaitu ketika saya membaca karya salah satu peserta yang super keren, yang harusnya langsung terpilih sebagai juara umum Event Fabel Fiksiana Community ini namun akhirnya harus puas menempati posisi runner up.