Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Beberapa Kesalahan ‘Kecil’ yang Membuat Terjungkal di Event Fiksi Fabel FC

10 November 2015   09:41 Diperbarui: 10 November 2015   10:09 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan Kesalahan yang Terakhir adalah: Menyadur Tanpa Memberi Bentuk Baru ataupun Persfektif yang Berbeda dari Tulisan Sebelumnya.

Masih ingat fabel tentang Raja Hutan yang ditipu Kelinci hingga jatuh ke dalam sumur karena terpicu amarah melawan bayangannya sendiri yang pernah termuat di Majalah Bobo edisi jadul?

Saya kembali menemukan fabel itu di salah satu peserta. Tentu saja dengan pengubahan karakter tokoh hewannya juga seting lokasi sumurnya, yang walaupun karya tersebut ditulis dengan cukup manis, namun tak akan pernah mampu meraih gelar serta puncak prestasi apapun.

Seperti yang pernah saya tulis sebagai komen di lapak Kompasianer Mawalu saat polemik tulisan daur ulang Pak Axtea mengemuka sebagai berikut:

Mendaur ulang sebuah tulisan sebenarnya sah-sah aja, asalkan mampu memberikan bentuk baru atau perspektif yang berbeda dari tulisan sebelumnya. Hanya saja harus diakui memang masih ada cukup banyak k'ers yang mendaur ulang tulisan tanpa menciptakan dua hal itu, padahal mereka termasuk penulis 'berkelas' di K. Dan di HL pula oleh admin, yang tentu saja tak mutlak kesalahan admin K mengingat begitu banyaknya informasi berseliweran di dunia digital yang tak akan mampu terpantau seluruhnya oleh admin kecuali menggunakan alat pendeteksi khusus yang biasa digunakan blog berbayar demi menghindari membayar karya plagiasi.

Satu lagi. Khusus untuk karya sastra/fiksi pada event lomba nasional, mendaur ulang sangat diharamkan, dan termasuk penjiplakan. Moga menjadi masukan buat kita semua yang kadang masih saja gemar tergiur untuk melakukan 'jalan pintas'...^_

Semoga kelak penulisnya tak lagi mengulangi kekeliruan ini –yang saya yakin dilakukan tanpa disengaja juga tanpa kesadaran-, sebab jika hal ini berlanjut, besar kemungkinan dia akan mengalami hal yang sama dengan beberapa sastrawan besar negeri ini, yang jerih-payah karyanya bertahun-tahun langsung dicurigai sebagai hasil plagiasi, hanya karena ada satu dua karya yang serupa kejadiannya dengan penulis fabel ini. Alangkah sayangnya…

Selain beberapa poin kesalahan remeh berakibat tak remeh di atas, sayapun menemukan beberapa komentar menarik di sela-sela kegiatan meminta izin untuk menyimpan karya peserta event untuk dikurasi team juri, yaitu beberapa penulis menjawab komentar para pengunjung lapaknya dengan mengatakan:

“Saya mah ikut even cuma buat ngeramein aja, bla… bla… bla…”

Membuat benak saya usil menyentil kalimat berbahan tafsir polysemi tersebut:

“Terus, kalo cuma numpang ngeramein, apa kemudian menjadi tabu jika tetap memberi yang terbaik sekuat kecakapan?”

Mengingatkan saya pada ucap kawan lama tentang, “Menolong itu kan semampunya, Bay, alakadarnya aja dan ga usah terlalu memaksa…” yang langsung membuat saya ‘amat terharu’ mengingat betapa besar harapan pihak yang ‘minta ditolong’ namun harus berakhir prematur karena ‘sang penolong’ yang diharapkan, ternyata benar-benar menolong ‘hanya’ ketika sempat dan juga ‘hanya’ sekedar alakadarnya saja, dan bukannya memang dengan sengaja serius menolong… T_T

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun